Lihat ke Halaman Asli

Erwin Alwazir

Karyawan Swasta

Sore di Telpon Jokowi, Malam Batal Jadi Menteri

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kasihan nasib seorang petinggi partai bernisial “AF”. Berharap jadi menteri setelah di telpon Jokowi sore harinya, Sabtu (26/10/14), malam harinya dia malah dibatalkan jadi menteri tanpa alasan yang jelas. Padahal, menurut pengakuannya pada salah seorang anggota dewan Dapil saya, dia sudah sangat gembira saat ditawari untuk duduk di kabinet kerja, nyatanya dia malah ”dikerjain” dan ditendang Jokowi begitu saja.

Memang sebenarnya dia tak berharp jadi menteri. Tak mungkin seorang yang dulunya pengkritik Jokowi kelas wahid dan suka loncat parpol, tiba-tiba disetujui oleh Jokowi menjadi salah satu  orang pilihannya. Logikanya Jokowi tidak akan membesarkan musuh yang akan menyerang kebijakannya kelak di kemudian hari. Namun Jokowi sendiri bilang pada AF bahwa dia bukan tipe seorang pendendam. Dia bersedia menunjuk AF karena merasa memerlukan sosok menteri yang kritis dan tidak sekedar “Yes Sir, Yes Ndoro, Yes Paduka.”

Prinsip Jokowi dalam memilih  menterinya sangat jelas. Dia tak butuh menteri yang kerjanya cuma menjilat dan bermuka dua. Jokowi butuh menteri yang siap kerja dan siap juga “dikerjain” demi kebaikan bangsa. Sosok itu sebenarnya nampak pada diri AF. Sayangnya alasan penunjukkan tersebut tidak seindah alasan penolakannya. Hal inilah yang membuat AF kecewa dan sedikit menaruh benci pada Jokowi.

Info yang saya dengar terakhir, AF sudah menjatuhkan Talak 3 pada Jokowi. Pokoknya apapun kebijakan Jokowi jika pro rakyat akan ditentangnya habis-habisan. Jika pro asing malah akan ditentang mati-matian,  sampai Jokowi bertekuk lutut dan meminta maaf padanya.

Luar biasa petinggi partai level ranting satu ini. Jabatan cuma honorer sekretaris  Desa malah pengen jadi menteri. Belum tahu ya kalo yang nelpon AF hari sabtu itu bukan Jokowi, tapi ane? Nggak bisa bedakan mana suara Presiden, mana suara Pesinden, dan mana suara Dirijen Srimulat.

Makanya jadi orang jangan suka menjilat, benci atau fanatik berlebihan. Itu Namanya, “Koplak deh luh!”

Salam BBM Naik, Sembako Turun!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline