Lihat ke Halaman Asli

Erwin Alwazir

Karyawan Swasta

Jangan Musuhi TVOne, Saya Suka Tendangan Pinalti

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Banyak di antara kita yang kurang berkenan dengan pemberitaan TVOne. Terutama menyangkut politik. Ada kecurigaan yang terpateri  bahwa apapun yang diberitakan oleh TVOne selalu salah jika menyangkut Jokowi dan mitra koalisinya. Mending nonton Metro TV. Beritanya lebih objektif, kata tetangga sebelah. Jelas saja begitu, karena tetangga sebelah mengibarkan bendera “Si Moncong utih” lengkap dengan simbol dua jari. Tetangga yang satunya jelas keberatan dan angkat jari telunjuk, nomer satu, berarti dia lebih menyukai TVOne karena secara politik sehaluan. Artinya hal lumrah bila kedua pihak berbeda menyikapi materi pemberitaan di stasiun TV idola masing-masing.

Soal objektif atau tidak, sebenarnya itu bukan ranah kita yang menilai. Ada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang diberi wewenang dan fungsi  oleh negara untuk menyetrap atau bila perlu menghentikan tayangan suatu acara stasiunTV jika  melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran. Tak hanya tayangan acaranya yang dihentikan, TV-nya juga bisa ditutup jika tidak mengindahkan dan malah melakukan kesalahan yang lebih fatal. Misalnya mempertontonkan pergulatan “Tom and Jerry”  di atas ranjang yang berwujud manusia dengan durasi lama. Keduanya kan telanjang? Hihihihhi...

Bukan berarti  dengan tulisan ini saya berpihak dengan TVOne. Sama sekali tidak. Bagi saya semua stasiun TV memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. TVOne saya tonton karena di sana ada Karni Ilyas dengan ILC-nya.  Metro TV juga saya tonton karena di sana ada Najwa Shihab. Soal berita terutama politik, kedua TV saya tonton lalu dengan keterbatasan ilmu dan wawasan yang saya miliki, otak saya bereaksi untuk memilah dan memilih mana yang lebih objektif. Ternyata kedua TV kadang-kadang suka mainpetak-umpet soal objektifitas tersebut. Kita sebagai penonton tinggal pindah Channel jika dirasa materi yang ditayangkan tak sesuai dengan apa yang kita ketahui. Atau terlalu berlebihan dalam memberitakan sesuatu. Jadi saya pikir saya tak mesti ikut-ikutan mendukung petisi pembubaran TVOne atau TV swasta lainnya. Berbahaya, kan, jika dikit sedikit main bubar?

Namun walau merasa kedua TV yang mewakili kekuatan politik kedua kubu di parlemen ini saya nilai sudah sama objektif, sama bias, dan sama “jahilnya”, secara jujur saya akui saya lebih banyak menonton TVOne. Bukan apa-apa. Saya suka Bola. Ke mana lagi saya harus nonton “adu Pinalti” selain di TVOne, ANTV, MNCTV, RCTI, Global TV dan atau Indosiar? Jangan salahkan pemiliknya, salahkan stasiun TV yang lebih memilih siaran live pertandingan catur politik. Emang enak nonton catur ini tanpa tepuk tangan dan bersorak-sorai?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline