Lihat ke Halaman Asli

Erwin Alwazir

Karyawan Swasta

Sketsa Bung Rudal: KTP Indonesia Perekat Negara Timur dan Barat

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dunia maya kini beredar contoh  kartu identitas dari berbagai negara untuk membuktikan bahwa pengosongan kolom agama pada sebuah identitas banyak dilakukan oleh negara-negara luar, baik negara Timur Tengah yang berazas Islam  maupun negara lain yang memisahkan hubungan negara dengan agama atau sekuler.

Kalau kita bandingkan dengan kartu identitas yang berlaku di Indonesia, katakanlah KTP, tentu menjadi hal aneh. Kenapa sebagain besar rakyat Indonesia tetap ngotot agar kolom agama tetap dicantumkan dalam KTP? Tidakkah lebih merujuk pada kedua kutub tersebut dan memilih salah satunya? Wow, jebakan yang manis. Memilih salah satu rujukan baik timteng atau diluar itu  tentu mendorong orang untuk lebih setuju agar kolom agama dihapuskan.  Tak ada pilihan yang lain, kecuali bagi  seseorang yang sering saya sapa Bung Rudal, aslinya Buyung Rudalman. Dia tak mau kalah cerdik dari Abu Nawas. Tak kalah licik dari sejumlah politisi. Namun enggan juga menjilat kesana kemari atau mencari muka yang baru demi menggapai hidup sukses seperti kata orang. Kalau disuruh memilih, maka barang tentu kedua pilihan tersebut ditolak Bung Rudal  dengan berbagai alasan.

Pertama, Bangsa Indonesia tidak merujuk pada Timteng dan Barat karena kita menganut prinsip bebas aktif, tidak memihak dan berat pada salah satu kubu. Jadi kedua model kartu identitas tak bisa jadi rujukan karena kita bangsa yang berketuhanan. Sip!

Kedua, Negara Arab tak cantumkan kolom agama karena menganut syariat Islam, kecuali anda sepakat negara ini berubah syariat Islam baru negara Arab kita jadikan contoh. Atau kita musiumkan makna “Ketuhanan Yang Maha Esa” khas negara kita layaknya negara sekuler, barulah saya setuju kolom agama dihapuskan. Lho?

Ketiga, Negara barat juga tak bisa dijadikan rujukan. Karena nyatanya walau tak ada kolom agama di kartu identitas, aparat mereka selalu mendata agama seseorang secara rahasia dan penuh kecurigaan, terutama yang memakai jenggot.  Saking fhobi-nya seorang Sikh saja akan dicurigai anak buah almarhum Osama. Jadi saya lebih suka negara berterus terang dengan mencantumkan kolom agama di KTP seperti di Indonesia dari pada bergerak sembunyi-sembunyi "mendata untuk curiga" pada seseorang seperti yang diilakukan FBI atau CIA itu. Aneh!

Ehem, sepertinya saya harus merenungkan ucapan Bung Rudal. Yang jelas saya percaya, KTP bangsa kita adalah sesuatu yang unik. Sebagai perekat diantara dua kubu yang mengagungkan agama dan mengabaikannya. Seperti itulah kecenderungan negara Timur dan Barat. Saya tak ingin memilih salah satunya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline