Lihat ke Halaman Asli

Erwin Alwazir

Karyawan Swasta

Pintu Damai Tertutup, Menang Golkar Bali Atau Golkar Ancol?

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perpecahan ditubuh Golkar makin meruyak. Nampaknya sulit untuk disatukan. Keputusan Menkumham yang akhirnya hanya mengakui kepengurusan Golkar versi Munas Rian tahun 2009 tak banyak membantu. Keputusan itu memang baik, memberi isyarat pada kedua kubu untuk melepas ego masing-masing dan kembali bersatu di bawah Beringin yang mulai meranggas di musin penghujan. Sayangnya kedua kubu berbeda pendapat menyikapi keputusan tersebut.

Golkar versi Munas Bali (selanjutnya disebut Golkar Bali) memandang keputusan tersebut sama saja ingin mengembalikan kedudukan Agung Laksono cs ke Golkar yang sudah dipecat saat Munas Bali. Dalam hal ini Golkar Bali sepertinya tak keberatan. Sementara kubu Agung yang diwakili Leo Nababan, ketua DPP Golkar versi Munas Jakarta (selanjutnya disebut Golkar Ancol) menyatakan sebaliknya. Kepengurusan hasil Munas 2009 tak lagi berlaku  setelah dimatikan oleh hasil Munas Golkar Bali

Pernyataan Golkar Bali memang sesuai dengan ketentuan. Jika yang diakui adalah Munas 2009, otomatis semua kader  yang dipecat masih terdaftar  sebagai pengurus. Namun yang agak membingungkan tentu pernyataan kubu Golkar Bali. Mereka mengakui bahwa kepengurusan Golkar Riau sudah selesai pasca Munas Bali. Artinya mereka mengakui bahwa keputusan tersebut adalah sah. Logikanya, kalau mereka memandang keputusan Golkar Bali tidak sah, tak ada alasan lain bagi mereka untuk menyatakan hasil Munas Riau sudah dimatikan.

Mengingat banyaknya mutitafsir atas keputusan Menkumham tersebut, tak ayal bila Bendahara Golkar Bali, Bambang Soesatyo menyatakan bahwa kecil kemungkinan kedua pihak yang bertikai dapat dipersatukan kembali. Untuk menentukan mana Golkar yang sah, Golkar Bali atau Golkar ancol, maka menurut Bambang, putusan pengadilan dipandang menjadi jalan terbaik. Islah di tubuh Golkar makin jauh dari kenyataan.

Golkar Bali tentu sangat yakin secara hukum mereka adalah sah. Keyakinan itu bercermin dari besarnya dukungan DPD I dan II terhadap pelaksanaan Munas Golkar Bali, berbanding terbalik dengan peserta yang menghadiri Golkar Ancol. Logikanya Bali memang gede dari Ancol. Gede uangnya dan gede pemasukan pariwisatanya. Lho, ada kaitannya enggak ya? Kalo nggak ada, saya tetap pegang Golkar Bali yang akan memenangkan palu hakim.

Sumber :

Bamsoet : Ga Perlu Perdamaian, Kita Selesaikan di Pengadilan

Golkar Kubu Agung Keukeh Tidak Kembali Ke Pengurus Lama




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline