Ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya.
Akhirnya berita tentang kaburnya buaya dari rumah si koruptor, sampai juga ke telinga Lulu dan Adi. Keduanya adalah keponakan dari si koruptor sendiri. Susah untuk mempercayai, Lulu pun berniat untuk membuktikannya sendiri.
Suatu hari Lulu mengajak Adi pergi ke kebun binatang. Sesampainya di kandang buaya, Lulu segera menjalankan rencananya. Ia pun memberanikan diri masuk ke dalam kandang dengan cara melompati pagar. Tak ada pengunjung dan pawang di kandang buaya saat itu. Dan Adi disuruh untuk memotret dirinya dari luar pagar.
Dengan penuh percaya diri Lulu mendekati seekor buaya yang tengah berdiam di sisi kolam. Seakan patuh, buaya itu hanya diam saja ketika Lulu naik ke atas tubuhnya. Lulu kaget bercampur senang. Sementara Adi hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya. Merasa sangat kagum. Lalu ia bergumam,
"Jadi benar cerita itu. Buaya itu takut sama sepatu Lulu yang terbuat dari kulit buaya. Wah bisa dicoba nih ke ular, pasti orang-orang akan kagum padaku hahaha "
Ya, Adi juga gak mau kalah dengan saudaranya itu. Bedanya jika Lulu melakukannya saat sepi, Adi akan melakukannya di depan banyak orang. Dan untuk memuluskan rencananya itu, ia sengaja memakai ikat pinggang dari kulit ular.
Beda dengan buaya, kandang ular saat itu disesaki para pengunjung. Bikin Adi senang karena ia bisa memamerkan kemampuannya dalam menaklukkan ular. Dengan penuh percaya diri, Adi lalu maju dengan cara menyeruak di antara kerumunan itu.
Sesampainya di depan pagar, ia meminta pawang, yang kebetulan temannya, untuk membolehkan ia masuk ke dalam kandang.
Begitu melihat Adi masuk, ular-ular pun langsung mendekatinya. Pemuda itu sempat bergidik sebentar, tapi dengan keyakinan tingkat dewa ia langsung melepas ikat pinggangnya yang terbuat dari kulit ular.
Dikibas-kibaskannya ikat pinggang itu ke udara. Ajaib, ular-ular itu langsung pada lari ketakutan mencari tempat persembunyian. Melihat itu si pemuda nampak sangat senang. Ia lalu menoleh ke arah penonton, pengen melihat wajah-wajah kagum dari mereka. Tapi apa yang terjadi?
Semua pengunjung sudah lari entah kemana. Sekarang hanya tinggal pawang dan Lulu, saudaranya.
Dengan sombong Adi berkata pada gadis itu, "Gimana Lu, hebatan aku kan? Tak cuma hewannya yang takut, tapi manusia juga hahaha"