Alkisah di sebuah hutan lebat, hiduplah seekor ular yang sangat besar dan panjangggggggg. Hari-harinya sungguh monoton, hanya diisi dengan makan dan tidur saja. Yang membedakannya dengan ular yang lain adalah, setiap habis makan tikus, ia tak lupa untuk gosok gigi menghitung korbannya.
Akhirnya setelah beberapa tahun sejak ia lahir, tikus yang dimakannya sudah mencapai jumlah 199 ekor. Ia berpikir, dengan menambah satu ekor tikus lagi, maka rekor makan 200 ekor tikus akan berhasil diciptakannya.
Maka mengembaralah ia menyusuri hutan untuk mencari tikus satu ekor lagi. Kali ini ia sangat bersemangat sekali untuk mewujudkan rekornya. Penciumannya yang tajam akhirnya mengantarkannya ke tempat dimana seekor tikus betina berada. Tikus itu rupanya tak menyadari keberadaan calon pemangsanya. Langsung saja tubuhnya yang kecil itu dengan gampangnya dililit oleh sang ular.
Tikus itu hanya bisa pasrah, setelah sadar ia tak mungkin bisa selamat lagi. Ular yang kelaparan itu langsung membuka mulutnya, siap-siap untuk menelan calon korbannya hidup-hidup. Tapi berhubung calon korbannya adalah korban ke 200, ular itu lalu berkata pada si tikus.
Ular : "Hai tikus betina, berhubung kamu adalah calon korbanku yang ke 200, maka aku beri kamu satu permintaan. Kamu bebas meminta apa saja dariku, kecuali satu, yaitu meminta aku untuk tidak memakanmu.."
Tikus : "Baiklah ular, aku tidak akan meminta kamu untuk tak memakanku. Tapi apakah kamu benar-benar mau mengabulkan permintaanku yang satu ini?"
Ular : "Tentu, demi rekorku yang 200, apapun akan kupenuhi, hai tikus betina..."
Tikus : "Kalau begitu, tunda rekor mu yang ke 200 untuk sehari ini saja..."
Ular itu kaget, tak menyangka tikus itu akan meminta yang di luar perkiraannya. Akhirnya mau tak mau sang ular mengabulkan permintaan tikus itu dan kemudian melepaskannya. Si tikus betina sangat tante girang, lalu segera kabur meninggalkan sang ular yang hanya bisa melongo sambil membatin,
“Sialan nih si penulis, mentang-mentang artikel ini yang ke 199, jadi tega sama dirikuh yang lagi kelaparan ini, hiks..hiks..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H