Lihat ke Halaman Asli

Ervina Ayuniyyah

Universitas Airlangga

Potensi Konflik Pemilu di Tahun 2024

Diperbarui: 19 Juni 2024   17:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Potensi konflik pemilu di tahun 2024

Pemilu di tahun 2024 ini menjadi pemilu pertama dalam sejarah electoral Indonesia yang akan memilih secara serentak anggota legislative, presiden dan wakil presiden, serta kepala daerah dan wakil kepala daerah. 

Meski dilaksanakan pada tanggal dan bulan yang berbeda konflik di pemilu kali ini akan berlangsung di tengah arus deras partisipasi public berlatar ragam fenomena sosiopolitik yang di artikulasikan dalam bentuk-bentuk ekspresi gagasan dan perilaku yang telah hadir pada pemilu tahun 2024 ini. Menghadapi pemilihan pemilu di tahun ini penting bagi kita masyarakat Indonesia untuk menyikapi sikap politik dengan baik dan cerdas.

Para kandidat dari berbagai partai politik terus berusaha memperoleh dukungan dengan cara memberikan janji-janji politik maupun non politik untuk memperbaiki citra para kandidat di mata masyarakat. 

Sikap politik yang bijaksana tidak hanya tentang memilih kandidat berdasarkan populritas atau janji-janji yang di ucap semata, tetapi juga melihat melalui visi, misi, dan program kerja yang diusung oleh masing-masing kandidat serta mempertimbangkan dampak jangka panjang dan dampak jangka pendek nya terhadap negara dan masyarakat.

Pemilihan di tahun sebelumnya telah terjadi isu politisasi agama, ras dan etnik, serta isu non electoral lainnya. Sebagai warga negara Indonesia kita memiliki tanggung jawab utuk melakukan pemilihan yang cerdas, berdasarkan informs yang akurat dan pemahaman yang mendalam tentang isu-isu yang di hadapi di akhi-akhir ini.

Selain itu, kita juga harus menjaga ketertiban setelah berlangsungnya pemilu ini dengan cara menerima siapa pun yang menjadi  presiden dan wakil presiden, serta kepala daerah dan wakil kepala daerah. 

Selain itu, partisipasi politik tidak berakhir pada saat hari pemilihan karena setelah pemilihan selesai karena kita tetap harus mengawasi kinerja para pemimpin yang terpilih , memberikan masukan, dan memperjuangkan kepentingan masyarakat. Sebagai warga negara, sikap politik memiliki dampak yang besar terhada arah dan masa depan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline