Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Menerjang Bara

Diperbarui: 23 Februari 2019   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pxhere.com

Pagiku kabut buta
Menjalin kasih dengan bara sang surya
Merajut putusan-putusan asa
Meredam luka-luka

Air yang tenang mengalir riuh
Menyapa langit jingga berbaur ungu
Memeluk nestapa dibalik tawamu
Sendaku bukan bahagiaku

Tepi demi tepi langit menatap peluh diri
Perahu tua menemaniku menyusuri
Mengintai menjadi saksi
Dalam hidupku, yang serba ilusi

Belum padam juga kobaran api
Mencari makna dimana ia tersembunyi
Dibalik serangkai derita yang menghampiri
Datang tak mengenal waktu,
Dan kupulang, membawa peluhku
Bersama senja yang lelap menuju malam itu

Gresik, 16 Februari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline