Cinta pertamaku terbaring tak berdaya
Bibirnya menghitam tak lagi bersuara
Berbisik lemah dan ingin kembali ke rumah
Wajah yang penuh kerutan,
hanya mendesah lemah
Menggelinjang menahan sakit,
dan tak mampu lagi bersuara
Perut besarku menjadi penahan rasa sakitnya
Bayiku penyemangat di penghujung hidupnya
Wajah tenangnya membuat jantungku berpacu
Sungguh, belum mampu mengikhlaskannya