Lihat ke Halaman Asli

Keinginan Anak dan Kemampuan Orang Tua

Diperbarui: 20 Maret 2016   17:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keinginan anak adalah sesuatu yang diinginkan anak sesuai dengan proses yang dan perkembangan usianya, jika dari usia balita anak-anak leki-laki lebih sering meminta mainan robot, mobil-mobilan, dan karakter yang menunjukkan itu kesukaan dari anak laki-laki, sedangkan balita perempuan lebih cenderung menginginkan boneka, rumah-rumahan, pakaian dsb. Hal ini bias juga sampai ke jenjang dewasa jika keinginan anak selalu dikabulkan oleh orang tua dan membuat ia keterusan untuk menjadikan idola karakter yang mereka sukai sejak kecil.

Jangan selalu mengabulkan keinginan anak untuk membelikan mainan yang ia inginkan, karena tidak sellau kita sebagai orang tua bisa menuruti mereka, dari biaya yang kita keluarkan untuk keinginan mereka saja biasanya lebih dari harga makanan yang kita makan sehari-hari bahkan mereka bisa tiga kali lipat menghabiskan jatah bulanan atau penghasilan yang kita miliki.

Sebaiknya tidak terlalu mengikuti kemauan anak-anak karena bisa berdampak lanjut, seperti si anak yang nantinya akan cenderung mnaja, suka marah-marah jika tidak dituruti lagi dan bisa berani kepada kita sebagai orang tua.

Memanjakan anak memang boleh namun jangan sampai terlalu sering, tindakan tersebut bisa mempengaruhi perkembangan anak. Meski kita sebagai orang tua terlahir di dunia serba ada, dan berkecukupan namun tetap harus sadar akan batasan-batasan untuk menuruti sang buah hati. Apalagi yang serba kekurangan, pasti sangat kesulitan ingin memanjakan anaknya. Tapi seperti yang kita lihat banyak juga anak yang terlahir dari keluarga kurang mampu yang lebih bisa mandiri ketika dewasa mungkin karena pendidikan lingkungannya yang menyadarkan mereka bahwa kebutuhan yang mreka inginkan sangatlah terbatas dan jika menginginkannya mereka harus bekerja lebih keras dahulu.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline