Lihat ke Halaman Asli

Ervan Hasan Harun

Dosen Teknik Elektro Fakultas Teknik UNG

KKN Tematik Desa Membangun Posko Desa Mohiyolo Gelar Seminar Adat dan Camping Budaya

Diperbarui: 18 Oktober 2021   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembukaan Kegiatan (Dokpri)

Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Gorontao melalui Program KKN Tematik Desa Membangun menggelar Seminar Adat dan Camping Budaya di Desa Mohiyolo kecamatan Asparaga Kabupaten Gorontalo. Kegiatan yang dibuka oleh Camat Asparaga: Liswan Bano, S.Pd ini akan berlangsung selama 2 hari yakni 13 -- 14 Oktober 2021. 

Pembukaan kegiatan ini dihadiri oleh: Bate lo limutu lo butaiyo lo pohuwayama to lipu lo Asparaga: Ruja Polihito,  Bate lo Tundungio: Salim Mouk, Kepala Desa Mohiyolo: Endi L Wadipalapa, dan Karang Taruna se-Kecamatan Asparaga.

Seminar Adat dan Camping Budaya bertema "Kebudayaan Sebagai Penyelaras Pendidikan dan Generasi Muda Berkarakter'' dilaksanakan dengan tujuan 1) menciptakan generasi muda yang paham akan adat dan budaya Gorontalo dan 2) membentuk generasi muda yang bekarakter, intelektual dan spritual melalui pendidikan berbasis kebudayaan.

DPL dan Peserta Seminar Budaya (Dokpri)

Koordinator Desa (Kordes) Posko Desa Mohiyolo Fiqri Ahmad dalam laporan kegiatan menyampaikan bahwa "Pelaksanaan kegiatan ini menjadi sangat penting disaat kebudayaan Gorontalo yang mulai tergerus oleh kemajuan zaman sehingga KKN Tematik Desa Membagun Posko Desa Mohiyolo bersama Karang Taruna desa Mohiyolo menginisiasi kegiatan Seminar Adat dan Camping Budaya sebagai upaya mengenalkan dan melestarikan kembali adat istiadat Gorontalo kepada generasi muda".

Tim KKN Tematik Desa Membangun Posko Mohiyolo (Dokpri)

Lebih lanjut ketua Panitita Rizal Adi P. Tolinggi menyampaikan bahwa jenis kegiatan sebagai rangkaian dari Seminar Adat dan Camping Budaya pada kegiatan kali ini terdiri dari: 1) Seminar Adat dan Budaya Gorontalo; 2) Permainan Tradisional Gorontalo; 3)Makanan Tradisional Gorontalo; dan 4) Penampilan Kesenian Tradisional Gorontalo.


"Problematika yang dihadapi oleh anak muda dan masyarakat dengan berkembang pesatnya teknologi adalah lunturnya kebudayaan, dimana Generasi muda lebih banyak terfokus pada perangkat Gadget masing masing. Di gorontalo sendiri ada beberapa kebudayaan dan adat istiadat yang telah terlupakan sehingga perlu adaanya pelestarian kebudayaan lokal. Gorontalo sebagai salah satu daerah adat di indonesia, sudah pasti ingin senantiasa melestarikan adat istiadatnya, tatanan kebudayaan dan tradisi para leluhur untuk dapat di wariskan dari generasi ke generasi. Tradisi ini kemudian membentuk sebuah peradaban masyarakat Gorontalo yang hari ini tidak lepas dari tata aturan dan nilai-nilai adat falsafah: [adati hula-hula'a to syara'a, syara'a hula-hula'a to kitabullah]", demikian yang disampaikan oleh Jumiati Ilham, ST., MT disela-sela tugasnya sebagai Dosen Pembimbing Lapangan pada kegiatan pengabdian kali ini bersama timnya Dr. M. Yusuf Tuloli, ST., MT dan Arfan Sumaga, ST., MT.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline