Lihat ke Halaman Asli

Erusnadi

Time Wait For No One

Bukan Ombak Yang Menampar Karang

Diperbarui: 10 Januari 2025   14:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wajah tenang terlihat di lautan yang ujungnya dihiasi bebatuan karang. Angin kencang berembus mendorong ombak ke tepian, lalu menampar tubuh karang yang kokoh berdiri  memanjang

Sementara itu dari kejauhan seorang nelayan sedang mengayuh ringan sebuah perahu kecil tanpa mesin menuju tepi sandaran

Di tepi sandaran isterinya melambai senang pada nelayan itu oleh karena ada harapan bakal datang hasil tangkapan ikan

Bathinnya, hari ini dan satu minggu ke depan sudah tergenggam bekal untuk makan, dan jalan-jalan

Tapi sayang, saat tiba, nelayan itu terdiam kaku serupa pasak yang tajam

Begitu juga anak dan isteri berubah air mukanya tatkala melihat perahu kosong tanpa isi

Seketika mendung menghiasi wajahnya namun justru langit tetap cerah mewarnai lautan dan semesta

Akhirnya nelayan itu menuntun pulang anak dan isteri sembari diam tiada kata

Ia membiarkan sementara harapan anak dan isteri pupus di depan mata

Namun tiba di bilik rumah, tiada sangka, nelayan berbisik pelan seraya bibirnya bergetar, jantungnya berdetak, kepalanya terasa berat untuk mengatakan sesuatu hal pada anak dan isterinya itu

Sebutnya, "hari ini bukan ikan yang kudapat tapi sekantong kilau mutiara yang terjaring. "

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline