Lihat ke Halaman Asli

Erusnadi

Time Wait For No One

Panjer Petugas

Diperbarui: 17 Januari 2024   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dari ujung arah utara hingga selatan, Sam sudah tempuh. Dari barat ke timur juga ia datangi. Sekarang ia ada di titik tengah di antara jalan yang sempat dijelajahi. Titik ini menjadi lokasi di mana ia menajamkan bathin untuk sukses pencalonannya sebagai penguasa negeri ini.

Ia mulai mengevaluasi diri bukan berhalusinasi terhadap rencana-rencananya kelak bila berkuasa. Ia sudah kantongi berbagai persoalan mendasar kehidupan masyarakat, baik di kota, desa, maupun pedalaman. 

Dasar hatinya menyatakan,"aku akan memajukan semua sektor kehidupan dasar masyarakat. Yakni sandang, pangan dan papan. lain tidak."

Sementara Sim, pasangannya sudah jalani pergerakan langkahnya mulai ujung Utara Barat daya hingga tenggara. Dari selatan bujur Timur terus ke barat daya, lanjut ke timur laut dan ujung selatan timur daya.

Ia kini bingung, entah ada di mana. Ia berusaha untuk memperkuat tekad di dalam diri dan rohaninya agar bisa membantu Sam merealisasikan rencananya bila duduk di kursi empuk kekuasaan.

Karena ia tidak mengetahui posisinya di mana dan untuk apa menjelajahi semua arah, maka ia menepi di bibir jurang suatu hutan. Ia mencoba ikuti saran Sam untuk berkontemplasi agar rohaninya di pusatkan bagi usaha memakmurkan negeri dan rakyatnya.
 

"Kalau nanti terpilih aku akan realisasikan janji-janji untuk rakyat. Janji apa?Janji untuk bekerja keras."

Di lokasi lain dan arah jelajah yang sama, pesaingnya juga melakukan hal serupa. Tapi rival ini tidak gunakan cara sebagaimana Sam dan SIM. Mereka cukup memantau dari jauh pergerakan masyarakat dan kehidupannya sehari-hari.

Kata mereka," ada atau tidak ada pemimpin negeri sebetulnya rakyat bisa menjalankan sendiri semua segi kehidupannya. Mereka masih bertani, berkebun, berternak, dan segala macam. Karena itu yang utama adalah keadaan negeri tetap stabil secara politik, ekonomi, budaya, pertahanan, dan keamanan.

Sedang pesaing satunya lagi selalu bicara panjang kali lebar kali tinggi kali luas dan barangkali. Semua dibicarakan tapi tidak jelas apa yang mau dikerjakan.  Intinya yang penting ada perubahan di dalam negeri.

Kata dia," di era sekarang data lebih penting. Data dulu sedia baru diolah dan dianalisa, lanjut kemudian melakukan perencanaan, setelah direncanakan, dipilah-pilah mana yang prioritas mana yang tidak , setelah itu dievaluasi, begitu seterusnya berulang-ulang."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline