Lihat ke Halaman Asli

Erusnadi

Time Wait For No One

Kaesang, PSI, dan Target Suara Pemilu

Diperbarui: 27 September 2023   20:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kaesang,  jadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) setelah konon tiga hari daftar menjadi anggota partai tersebut. Entah posisi tawar apa yang melatari didapuknya Kaesang menjadi pimpinan tertinggi di antara partai dengan dirinya, atau di antara Kaesang dengan orang-orang tertentu yang ada di PSI.

Namun semua orang PSI telah sepakat dan mufakat untuk kehadirannya di partai tersebut. PSI barangkali memandang ia anak muda yang punya wawasan politik kebangsaan, berbakat, dan punya visi membawa partai anak muda ini menuju masa depan politik Indonesia yang maju.

Sekaligus membawa anak muda di partai itu untuk mentransformasikan cita-cita dan gagasan politik untuk kaum muda yang ada di pelosok tanah air.

Karena itu sebagai petinggi partai yang massanya adalah anak muda maka Kaesang terikat oleh tujuan dan kepentingan politik PSI jelang Pemilu 2024. Setidaknya akan diputuskan oleh pimpinan partai mengenai target suara pemilih agar calon legislator yang dipajang di kertas suara bisa dicoblos dan duduk di parlemen pusat maupun daerah.

Target suara pemilih pemula dan kaum muda tentu potensial untuk disasar PSI. Adanya Kaesang di partai ini jangan dipandang remeh untuk menjaring suara pemilih pemula dan kaum muda Indonesia. Dari mulai usia 17 hingga 40 tahun.

Menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU), daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222  pemilih. Sementara suara anak muda yang terdiri dari generasi Z dan milenial ini sangat menentukan pada hasil Pemilu 2004 itu.

Dari DPT yang tercatat di KPU tersebut, proporsi pemilih pada generasi ini dikisaran 55 sampai 60 persen. Bayangkan sekitar 100 juta lebih suara potensial yang bakal jadi rebutan di antara partai kontestan Pemilu, termasuk PSI Kaesang ini.

Andai saja mampu Kaesang rebut potensi suara pemilih muda itu maka, PSI dengan sendirinya menjadi partai papan atas. Bila separuhnya maka PSI menjadi partai kelas menengah, juga bila tidak mendapat prosentase sekitar empat persen saja, maka tetap akan jadi partai anak muda untuk magang menjadi politisi.

Cara untuk menjadi pemenang suara pemilih muda rasanya mudah bagi Kaesang. Asal rajin kunjungan ke 38 propinsi, main bareng youtuber, promosi di tiktok, Facebook, Twitter, juga medsos lainnya akan cepat trending dan didemeni anak-anak muda ini.

Cara ini kemungkinan pula didayagunakan oleh partai yang bukan anak muda, dan yang tua-tua yang pengen kekuasaan dan banyak kemauannya itu.  Sebagai partai anak muda, PSI tidak perlu menjadikan kontestan lain sebagai partai pesaing.  

Jadikan partai-partai lain itu sebagai mitra politik agar menjadi tau kepentingan politik besar apa yang ada dipartai lain tersebut.  Sembari diam-diam memperlajari  tingkah polah, perilaku, dan attitude anggota partai tersebut. Adakah yang lebay, jumawa, omongnya kasar, dan LGBT, serta segala macam. Yang mesti dipelajari untuk menarik simpati pemilih muda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline