Lihat ke Halaman Asli

Erusnadi

Time Wait For No One

Cerpen: Kambing Curian

Diperbarui: 6 November 2022   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kambing makan rumput. (sumber: SHUTTERSTOCK/LUBO IVANKO via kompas.com) 

Dua kambing dibiarkan merumput di balik ilalang setinggi tubuh kecilnya. Baru kelas empat di sekolah dasar di kampungnya, Misin rajin menunggu kambing itu kenyang.

Sudah satu tahun ia mengawal dan memeliharanya dengan telaten.

Ia tidak tahu sama sekali darimana kambing-kambing ini datang. Setahun lalu, dua kambing yang masih kecil ini mendadak terikat di pohon randu di  belakang pondoknya.

Bapaknya, juga ibunya tidak menjelaskan asal kambing ini. Titipan orang, ataukah dapat membeli. Jika hasil membeli tentu Misin Senang. Bapaknya tidak lagi miskin.

Sebab kemiskinan sudah ia rasakan sejak lahir. Untung saja perihal sekolah sudah gratis. Jadi Misin masih punya harapan untuk sekadar bisa baca dan tulis.

Di balik ilalang dekat pematang sawah itu, Misin termenung dan sedang mencari tahu asal kambing-kambing ini.

***

"Kambing-kambing itu sudah besar, Pak. Tolong kembalikan pada yang punya," pinta ibunya Misin.

"Biar saja. Saatnya saya akan jual."

"Tolonglah, Pak. Bukan punya kita. Saya tahu bapak mencuri setahun lalu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline