Lihat ke Halaman Asli

Erusnadi

Time Wait For No One

Sembunyi-sembunyi

Diperbarui: 12 September 2022   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suara kicau burung mengeluarkan nada sendu. Dari puluhan sangkar yang membelenggu di teras halaman rumah itu. Nyonya rumah memandang kosong. Termangu sendiri tiada yang menemani.

Di sudut halaman, mbak Yum, sedang menyapu usai memasak, dan mencuci. Ia trengginas, masih muda, dan bertenaga. Pak Min, kerap dipergoki nyonya sedang menggoda mbak Yum yang pura-pura marah kala digoda.

Mbak Yum menampakkan wajah tidak suka. Tapi rasanya pak Min tahu dari sudut mata mbak Yum yang sudah bisa ditebak.  Mbak Yum sangat menyukai kata-kata yang keluar dari mulutnya pak Min. Nyonya punya feeling demikian.

Sementara Pak Min, rutin, dan telaten mengurus burung-burung piaraan tuan rumah. Ia menurunkan sangkar itu sembari mulutnya bersiul mengulangi riuh kicauan yang didengar nyonya itu.

Senyum nyonya tertahan mendengarnya. Ia senang melihat tingkah pak Min. Tidak berapa lama, ia dongakan kepala mendengar deru kendaraan yang berhenti di dekat muka pagar, berharap suaminya yang datang.

Tapi rupanya bukan. Anak muda tetangga yang pemabuk itu baru sampai di rumah orang tuanya setelah semalaman dugem.

Sementara ia jadi ingat dua anaknya di negeri orang. Studi di luar negeri. Perempuan pula. Yang bisa dihitung oleh jari bila dihubungi. Bahkan taksekalipun mau balik menghubungi. Tatkala dihubungipun macam alasan yang dikemukakan. Sibuk, dan sedang membuat tugas.

Ia menghela nafas. Dalam dan berat. Tiga hari ini suami tidak juga kembali. Padahal alasan cuma dua hari untuk dinas ke luar kota. Juga tiada satu kalimatpun yang setidaknya bisa mengabarkan. Dari suami untuk dirinya.

Tapi tidak sama sekali terjadi. Walau pernah dicoba satu kali, dua kali, bahkan tiga kali ia hubungi tidak pernah diangkatnya.

Kendatipun ada di dekatnya selama ini  ia tiada lagi pernah disentuh oleh rayuan, atau bahkan belaian.  Usia nyonya masih muda, baru 52 tahun, sementara tuan 60 tahun.

 "Dianggap apa aku ini?"bathinnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline