Lihat ke Halaman Asli

Ersya Maisarah

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Konsumerisme Hobi Generasi Muda: Tren atau Passion?

Diperbarui: 22 Desember 2024   06:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbagai barang yang dibeli penggemar seperti lightstick, photocard dan official doll

Hobi merupakan merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari generasi muda untuk mengisi waktu luang, dalam satu dekade ini berbagai hobi bermunculan dan berkembang sebagai bagian dari kehidupan yang mengikuti perkembangan zaman. Salah satu fenomena global yang digemari generasi muda dalam budaya populer saat ini ialah K-Pop. Penggemar yang dikenal dengan K-Popers menikmati music, tarian, video dan mengoleksi berbagai merchandise seperti album, photocard, lightstick, poster, majalah dan berbagai barang yang berhubungan dengan idola mereka. Terkait hal tersebut, media sosial mengambil peran besar untuk mengembangkan fenomena ini dengan memamerkan dan menjadikannya tren pameran koleksi dan validasi sosial yang menarik minat besar pengguna internet.

Namun dengan pesatnya perkembangan yang terjadi, muncul pertanyaan yaitu, apakah hal ini benar-benar passion dan kecintaan terhadap idol atau hanya keinginan mengikuti tren agar tidak jauh dari standar penggemar lain yang menyebabkan tingginya angka konsumerisme terhadap suatu hobi? Oleh karena itu, pada artikel ini kita akan membahas bagaimana passion dan tren terhadap K-Pop dapat bergeser mejadi fenomena konsumerisme tinggi pada generasi muda.

Konsumerisme Sebagai Tren dan Pengaruh Media Sosial 

Konsumerisme hobi dalam Kpop merupakan bentuk keterikatan antara penggemar dengan idola mereka. Membeli berbagai barang yang berhubungan dengan idola merupakan cara penggemaran menunjukan loyalitas dan kesetiaan untuk mendukung grup atau individu tertentu sehingga tak jarang penggemar masuk kedalam labirin konsumerisme yang tidak berujung. Tidak seperti kelihatannya, fenomena sosial ini mulai dilihat sebagai suatu hal yang lebih kompleks dan bukan hanya kegiatan membeli barang oleh sekelompok orang. Semakin hari, tren penggembar atau yang dikenal dengan fandom semakin berkembang sejalan dengan berkembangnya dunia entertainment di Korea Selatan.

Pada beberapa kesempatan, pembelian barang ini menyebabkan persaingan antar penggemar untuk mengumpulkan suatu barang, atau membeli sebanyak-banyaknya barang yang berhubungan dengan idola mereka untuk memecahkan rekor pembelian. Disisi lain, kehadiran media sosial seperti Tiktok, YouTube, Instagram, Twitter dan berbagai media lain merupakan jembatan aktif yang membantu penggemar berinteraksi dengan idol Kpop yang mereka sukai. Jebakan konsumerisme yang berasal dari iklan, challenge dan kampanye seumpama menyihir penggemar untuk memperkuat pola konsumerisme. Pembelian barang-barang yang menyebabkan war atau persaingan menyebabkan tingginya konsumerisme dan mengikuti perkembangannya tidak jarang terasa seperti tren dari pada passion atau kecintaan kepada idola.

Konsumerisme Sebagai Identitas Diri dan Keterikatan Emosional 

Terlepas dari kurang baiknya kata konsumerisme, banyak penggemar merasa membeli semua hal yang berhubungan dengan idola mereka seperti photocard, keyring, official doll, album, lightstick, majalah dan berbagai perintilan lain merupakan bagian dari hubungan emosial. Passion terhadap K-Pop menggiring penggemar untuk membeli semua barang-barang yang tidak hanya dianggap sebagai barang biasa namun sebagai tanda dari bagian hidup mereka. Penggemar yang mejadikan kpop sebagai passion dalam hidup mereka, merasa bahwa K-Pop tidak hanya sebagai wadah untuk mendengarkan music dan menikmati visual dari para idol, tetapi bagi penggemar K-Pop merupakan tempat berlabuh dari kepenatan, penghibur kala bersedih, membentuk identitias diri, motivasi untuk menjalani hari dan teman yang mampu memberikan energi positif dan kebahagiaan.

Jika dilihat dari sisi ini konsumerisme dalam K-Pop tidak dapat selalu dipandang semata-mata sebagai suatu hal yang kurang baik karena apabila dilihat lebih dalam, konsumerisme yang terbentuk merupakan bentuk ekspresi diri dari perasaan emosional dan hubungan bermakna yang dikeluarkan penggemar. Konsumerisme bukan hanya tentang mengeluarkan uang, melainkan setiap barang yang dibeli mencerminkan kecintaan berbagai penggemar diseluruh dunia.

Konsumerisme Akibat Tren dan Passion

Setelah membahas dua pandangan terhadap konsumerisme dalam dunia K-Pop, penting untuk kita membedakan konsumerisme yang muncul karena tren dengan konsumerisme karena passion. Sebenarnya, keduanya merupakan dampak berbahaya apabila tidak diikuti oleh kemampuan untuk mengontrol keinginan dan mengatur keuangan. Para penggemaran harus dapat mempertimbangkan apakah pembelian yang dilakukan benar berasal dari kecintaan pribadi dan tidak semata-mata hanya untuk mengikuti tren. Passion terhadap K-Pop sama sekali tidak salah dan membantu banyak orang untuk menemukan kebahagiannya. Berkaitan dengan konsumerisme, apabila hal tersebut masih dilakukan dalam batas wajar dapat menjadi wadah pembentukan emosi bagi penggemar kepada idolanya.

Kesimpulan 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline