Beberapa minggu yang lalu, untuk pertama kalinya, saya menginjakkan kaki di tanah Sumatera. Tepatnya di kabupaten Pringsewu, kampung Bumi Ratu. Silaturahmi keluarga, itu judul perjalanan saya kali ini. Keberangkatan dari Rangkasbitung-Banten memakai kendaraan pribadi menuju pelabuhan Merak ditempuh selama dua jam. itu pun melalui jalan tol yang memang akses tercepat. Tak ada hambatan yang berarti (secara jalan tol gitu) namun pas pintu keluar lumayan ada antrean bis dan mobil besar lainnya. Sesampainya di dermaga, beruntung kami langsung diarahkan menuju dermaga I untuk segera menaiki kapal karena tak lama lagi akan berlayar. Alhamdulillah banget kami tak perlu menunggu lama, padahal kalau melihat di televisi pelabuhan Merak selalu dipadati oleh penumpang dan kendaraan lainnya. Dengan berbekal kamera sederhana, saya mencoba mengambil beberapa gambar di sekitar pelabuhan Merak, di atas kapal, di pelabuhan Bakauheni dan tentu saja di kawasan Pringsewu. Lumayan sebagai bukti sejarah bahwa saya pernah ke sana hehehehe.
1. Slogan di kapal
2. hiburan bersama bayu tong tong
3. sekoci penyelamat
4. Sebagian penumpang di dek atas
5. Mungkin simbol atau lambang provinsi Lampung
5. Para pemburu koin di pelabuhan bakauheni
Di sambut oleh cuaca yang panas, akhirnya kami tiba di pelabuhan Bakauheni, selanjutnya perjalanan kami teruskan melalui rute Kalianda, Tanjung Karang dan terakhir Pringsewu. Jalan yang dilewati relatif lebar namun yang perlu diperhatikan adalah kondisi jalan yang bergelombang dan sebagian di pinggirnya banyak yang berlubang. Tentu saja membutuhkan kehati-hatian dalam mengendara. Rambu-rambu lalu lintas pun terbilang cukup rapi tertata sehingga memudahkan pengguna jalan, termasuk kami agar tak tersesat. Nah kalau bingung dan tersesat, kan ada polisi yang bertugas mengayomi, melindungi dan melayani masyarakat hehehehe. Selepas Tanjung Karang dan sebelum memasuki wilayah Pringsewu, kami disambut pula oleh pemandangan hamparan sawah yang indah. Selain itu, banyaknya kebun karet di sepanjang jalan sedikit mengurangi lelah kami. Ditambah dengan istirahat makan baso dan es campur, akhirnya sampai juga di kediaman bibi di Bumi Ratu. Sekitar 3,5 jam kami menghabiskan waktu di jalan, cukup melelahkan memang.
Tugu Pringsewu
...bersambung....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H