Lihat ke Halaman Asli

Erson Bani

Penulis buku "Lara Jasad" (2023) & "Melayat Mimpi" (2023)

Melacak Jejak PBB dari LBB hingga Konflik Rusia-Ukraina

Diperbarui: 28 Februari 2022   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: BBC News

Cerita tentang perang masih terus bersambung. Tidak ada yang tahu kapan dunia benar-benar berada dalam situasi tanpa adanya perang (the absence of war) yang bukan hanya untuk beberapa tahun saja. Bahkan saat ini ada ketakutan akan terjadinya perang besar dalam sejarah dunia, Perang Dunia III. Hal ini dipicu oleh konflik yang terjadi antara Rusia-Ukraina yang menimbulkan kecaman dari beberapa negara.

Berdasarkan data CNN pada 26 Februari 2022 dikatakan bahwa terdapat 198 warga sipil termasuk 3 anak meninggal dalam konflik Rusia-Ukraina. Konflik masih berlanjut. Rusia akan terus melakukan serangan. Artinya, korban akan terus bertambah jika Rusia belum ingin berdamai.

Jika dilihat dari apa yang disampaikan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam pidatonya bisa dikatakan bahwa ia masih ingin untuk terus melakukan invasi ke Ukraina. Dalam pidatonya ia mengatakan bahwa ada dua alasan utama dari invasi ini, yakni pertama, permintaan dari Donbas, Ukraina yang dikuasai oleh separatis pro-Moskow. Mereka meminta bantuan Rusia terkait klaim serangan pasukan Ukraina ke wilayah mereka. "Republik Rakyat Donbas menyampaikan permintaan bantuan ke Rusia. Sehubungan dengan itu, saya membuat keputusan melancarkan operasi militer khusus," kata Putin yang disiarkan di televisi dikutip TASS, Kamis (24/2) lalu.

Alasan kedua adalah melindungi warga Donbas yang selama ini menjadi target 'pelecehan hingga genosida' dari pemerintah Ukraina selama delapan tahun terakhir. Putin membenarkan aksi ini dengan dalih perdamaian di wilayah Ukraina Timur, Donesk, dan Luhansk yang telah dikuasai oleh kelompok separatis pro-Moskow. Sehingga ia tidak menghiraukan kecaman dan teguran yang disampaikan oleh berbagai pihak, salah satunya dari Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres yang memintanya untuk menarik mundur pasukannya. Berhadapan dengan situasi ini, peran PBB sangat dibutuhkan.

Sekjen PBB mempunyai wewenang untuk berbicara tentang urusan perdamaian. Dalam tata organisasi PBB adalah dewan khusus yang bertugas untuk mengusahakan perdamaian yakni Dewan Keamanan PBB (Security Council). Namun, dalam urusan perdamaian, Sekjen juga bisa berbicara tentang upaya perdamaian, salah satunya yang dilakukan oleh Antonio Guterres dalam konflik Rusia-Ukraina. Suaranya bisa mendorong Dewan Keamanan untuk terus mengupayakan perdamaian.

Konflik Rusia-Ukraina perlu untuk mendapatkan perhatian serius dari dunia dalam hal ini PBB sebagaimana yang tertulis dalam poin pertama tujuan dibentuknya PBB (menjaga perdamaian dan keamanan dunia). Ketakutan akan meletusnya Perang Dunia III juga menjadi isu hangat. Ini tentu bukan tanpa alasan. Menoleh dari apa yang terjadi dalam Perang Dunia II, peluang terjadinya Perang Dunia III bisa saja terjadi.

Status keanggotaan sebuah negara dalam PBB tidak menjamin tidak adanya perang. Seperti yang terjadi pada Rusia. Saat ini Rusia termasuk dalam 5 anggota tetap yang berada dalam Dewan Keamanan PBB bersama Amerika, Perancis, Inggris, dan Tiongkok. Hal serupa pernah terjadi pada beberapa negara yang termasuk dalam LBB yang dibentuk setelah berakhirnya Perang Dunia I. Justru beberapa negara yang termasuk di dalam LBB lah yang melakukan invasi ke negara lain yang akhirnya meletusnya Perang Dunia II.

Dari LBB Menuju PBB

Sejak berakhirnya perang dunia I (1914-1918) para pemimpin negara berinisiatif untuk menghapus atau mencegah terjadinya perang. Usaha ini akhirnya berhasil ditandai dengan dibentuknya Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations) atau LBB pada 10 Januari 1920. Terdapat 63 negara yang bergabung dalam LBB. Jumlah ini terhitung dari 1920 hingga 1939. Berbagai dinamika terjadi dalam LBB sehingga dari 63 negara ini hanya beberapa negara saja yang akhirnya dapat bertahan hingga berakhirnya LBB.

Dalam pembentukan LBB ada sebuah perjanjian penting yakni Perjanjian Versailles. Perjanjian Versailles adalah suatu perjanjian damai yang secara resmi mengakhiri Perang Dunia I antara Sekutu dan Kekaisaran Jerman. Perjanjian ini terjadi pada tahun 1919. Adapun satu hal penting dalam perjanjian ini yakni Jerman menerima tanggung jawab penuh sebagai penyebab peperangan dan harus melakukan perbaikan-perbaikan pada negara-negara tertentu yang tergabung dalam Sekutu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline