Lihat ke Halaman Asli

Karena Lisan, Ada Hati yang Tersakiti

Diperbarui: 3 November 2018   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Diantara nikmat Allah untuk umatNya adalah dengan cara menyempurnakan segala yang ada pada diri manusia, seperti nikmat dengan diberikannya sepasang telinga untuk mendengar, sepasang mata untuk melihat, hidung untuk mencium berbgai macam aroma dan mulut untuk berbicara.

Allah Ta'ala mengingatkan kedua nikmat tersebut dalam firmanNya:

"Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan". (QS. Al-Balad: 8-10).

Dari firman Allah bahwasanya manusia mempunyai dua buah mata, lidah dan dua buah bibir untuk hal kebaikan, tetapi nyatanya kebanyakan diantara kita tidak untuk hal itu.

Sangat disayangkan sekali karna perbuatan lisan yang tidak baik ada hati yang tersakiti, mungkin ada sebagian diantara kita tidak bermaksud untuk berbuat demikian, tetapi dengan tidak sadar ucapan yang kurang enak didengar itu menjadi hal yang tersimpan dalam hati. Seperti perkataan menghina seseorang dengan mengatakan bahwa seseorang itu jahat, jelek, tidak pintar, cacat, memfitnah, su'udzon dan sebagainya.

Di antara ancaman kepada orang yang tidak bisa menjaga lisannya adalah sabda Rasulullah SAW: "Sesungguhnya jika seorang hamba berbicara dengan kalimat yang tidak jelas baginya (apakah kalimatnya itu benar atau salah), maka ia akan tergelincir ke dalam neraka sejauh jarak antara timur dan barat " (HR. Bukhari dan Muslim).

Hati-hati dengan Lisan

Lisan jauh lebih tajam dari pedang. Luka karena pedang dapat disembuhkan. Luka karena lisan akan terus terkenang.  Doa orang yang terzalimi cepat diijabah Allah.  "Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka adalah dua lubang, yaitu mulut dan farji" (HR Tirmidzi).

Tips Menjaga Lisan

Tidak menghina. "Hai orang-orang yang beriman! Janganlah segolongan kalian menghina golongan yang lain, boleh jadi (mereka yang dihina) lebih baik (dari yang menghina)" (QS. Al Hujurat 49:11).

Tidak su'udzon.  Selalu husnudzan (berbaik sangka). "...jauhilah kebanyakan prasangka, karena sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa" (QS Al Hujurat: )

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline