Ada sebuah retorika, di mana carut marut diobati dengan martikulasi,
tugas sekadar untuk mendompleng kesan,
bak seorang dewa.
Harga Rupiah anjlok,
kedelai import,
malah senyum-senyum,
naik pesawat dengan riang.
Ada senyum dari alam Baka,
Pak Kedua, "Masih enak jamanku toh?"
Jalan-jalan lagi.
Harga kebutuhan naik lagi.