Masa-masa ujian bisa membuat stres pada anak. Orangtua bisa ikut-ikutan stres. Antisipasi bersama anak jauh-jauh hari. (Foto: https://pixabay.com/id/illustrations/papan-sekolah-universitas-361516/)
Buat segelintir orang, masa-masa ujian adalah soal biasa. Mereka terbiasa mengulang materi belajar setiap kali pulang sekolah atau kuliah. Membuat resume, mencoba memahami ulang, membuat catatan kecil, dan sebagainya.
Sehingga ketika masa-masa ujian datang, mereka terkesan biasa-biasa saja. Santai. Tinggal mengulang.
Tidak demikian halnya dengan kebanyakan orang. Termasuk anak-anak, yang belum memiliki ritme pas dalam belajar. Dalam artian, masih dalam proses pembiasaan.
Masa-masa ujian merupakan masa-masa belajar ekstra. Kerap bisa muncul stres dan depresi. Juga, pesimistis.
Tekanan semasa ujian yang dihadapi oleh anak-anak, bukan saja menjadi masalah bagi anak-anak itu sendiri, melainkan juga orangtua.
Berbagai gejala ikutan bisa muncul akibat tekanan pada masa-masa ujian. Seperti kecemasan, khawatir yang berlebihan, gelisah tidur, mudah tersinggung, tegang, pusing, sakit perut, tidak nafsu makan, kurang percaya diri, dan sebagainya.
Sebagai orangtua, mungkin ada yang bisa ikut-ikutan stres melihat kondisi begitu. Lantas, bagaimana menyikapinya?
Berikut ini beberapa tips berdasarkan pengalaman dan pemahaman penulis.
Sebagai persiapan, jika melihat anak-anak kurang bisa mengikuti pelajaran di sekolah dan kurang mampu mengerjakan tugas-tugas di rumah, orangtua bisa memberikan bimbingan khusus kepada anak. Jika sibuk, orangtua bisa mencarikan tutor atau teman belajar untuk membantu anak-anak.