Lihat ke Halaman Asli

ERRY YULIA SIAHAAN

Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menjadi "Anak-anak Kasih"

Diperbarui: 4 April 2023   02:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lambang kasih. (Foto: PNGTree)

"Siapakah Allah?" tanya seorang hamba Tuhan kepada sejumlah orang. Beragam jawaban muncul. Hamba Tuhan itu akhirnya menutup pertanyaan itu dengan penegasan bahwa "Allah adalah Kasih".

Allah atau Kasih tidak bisa diukur. Bahkan, kata salah satu adik saya dalam suatu diskusi, ketika kita mengatakan bahwa Allah adalah "tak terhingga", kita telah menetapkan suatu parameter pada keterukuran Allah.

"Tak terhingga" (infinity dalam bahasa Inggris) dikenal sebagai salah satu konsep dalam Matematika. Ia merupakan gagasan bersimbol khusus. Ia merupakan sesuatu yang tidak memiliki batas dan tidak terikat, namun jika ia menjadi faktor pembagi dari angka satu, ia akan menghasilkan nol.

Kok, bisa? Itulah yang terjadi pada infinity sebagai salah satu konsep pengukuran dan keberukuran. Meskipun di satu sisi, bidang Matematika mengatakan bahwa infinity adalah "tidak terdefinisikan", di sisi lain bidang ini merumuskan keberadaan infinity dengan pernyataan bahwa "minus 'tak terhingga' < x < 'tak terhingga'", di mana "tak terhingga" terdefinisi sebagai yang lebih kecil dan lebih besar dari bilangan real apapun. Pemecahan "satu dibagi 'tak terhingga'" dilakukan dengan penyelesaian limit, yang hasilnya mendekati nol.

Ketidakterukuran Allah atau Kasih, secara sederhana bisa kita lihat dari bagaimana Allah tetap memelihara kita, padahal kita terus saja berbuat dosa. Allah tetap mau mengampuni, sekalipun kita kerap bersalah atau lalai.

Anak-anak Kasih

Merujuk pada pernyataan "Allah adalah Kasih", orang-orang  yang mengakui diri mereka sebagai "anak-anak Allah" sudah seyogyanya memiliki hidup sebagai "anak-anak Kasih". Artinya, apa yang diajarkan oleh Allah tentang kasih, itulah yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Rasul Yohanes mengatakan, "Marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah dan setiap orang yang mengasihi lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah Kasih". (1 Yohanes 4 ayat 7 dan 8)

Jelas, bahwa hanya orang yang mengenal Allah yang bisa mengasihi. Lantas, apa itu kasih?

Love people. (Foto: Unsplash)

Apa Itu Kasih? 

Banyak nas dalam Alkitab yang mengulas tentang kasih. Masih dalam Injil Yohanes (Yohanes 4 ayat 18-19), kita mengetahui, bahwa "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita." 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline