Lihat ke Halaman Asli

errina puspitasari

Psychologist

Jasad Berjalan

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Seiring bertambahnya usia ini, aku sering menemukan orang-orang yang tidak bermimpi ketika mereka tidur. Orang-orang ini mengaku bahwa tidur mereka sangat pulas hingga terkadang mereka kaget karena tiba-tiba sudah terbangun di pagi hari. Tidak merasakan apapun hanya seperti kehilangan kesadaran dalam waktu yang sangat singkat. Orang-orang ini, termasuk diriku sendiri, merasakan keganjilan yang tidak dapat dijelaskan. Sebab ketika kami bangun, membuka mata kami, tidak ada emosi reaksi dan gairah. Lantas kami semua menjalankan apa yang disebut sebagian besar orang sebagai rutinitas. Ketika siang berganti malam, kami hanya akan tidur untuk bangun dan tidak merasakan apa-apa keesokan harinya.

Freud percaya bahwa mimpi merupakan bentuk pemuasan terhadap hasrat manusia yang tidak terpenuhi. Pada kenyataannya tidak semua hasrat manusia bisa dipenuhi begitu saja. Mekanisme id, ego, dan superego akan selalu membatasi manusia untuk melakukan apa yang diinginkannya. Benturan antara id dengan ego atau superego dapat membuat himpitan yang sangat tidak menyenangkan bagi diri manusia. Akibatnya manusia harus berkompromi, mencari apa yang terbaik yang bisa mereka lakukan.

Berdasarkan konsep Freud tentang mimpi tersebut, apakah orang-orang yang kini hidup tanpa mimpi adalah orang-orang yang sudah memuaskan hasrat mereka? Apakah itu yang terjadi pada diri mereka?

***

Terlepas dari segala konsep Freud tentang mimpi, bagiku manusia yang tidak bermimpi hanya semacam jasad berjalan. Mimpi merupakan konstruksi dari apa yang manusia lakukan selama satu hari mereka berhadapan dengan dunia diluar dirinya. Mimpi merupakan sebuah tanda bahwa mereka memasukkan informasi kedalam otak mereka. Mimpi dapat menjadi sebuah tanda bahwa kita tidak sekedar berjalan dengan tatapan kosong mengarungi jalan-jalan yang biasa kita lewati.

Orang-orang yang kini bangun di pagi hari tanpa bermimpi mungkin sedang menjalani hidup tanpa tujuan. Mungkin juga mereka tidak benar-benar merekonstruksi segala informasi yang mereka lihat, dengar, atau rasakan sehingga mimpi kehilangan bahan bakarnya untuk tetap ada. Apalah artinya kehidupan seperti itu? Mandi, bernafas, makan, hanya menjalankan semua hal karena itu kewajiban. Berpura-pura berpikir padahal sebenarnya tidak.

Kini mungkin orang-orang ini telah lupa bagaimana merasakan kesenangan. Memejamkan mata merasakan udara menyentuh kulit, menghembuskan nafas dan menikmati setiap oksigen yang memenuhi paru-paru. Menikmati kembang kempis diafragma. Membuka mata lebar-lebar dan menangkap sebanyak mungkin pemandangan yang bisa ditangkap oleh mata. Merasakan betapa sempit kenyataan yang terlihat sebenarnya.

Kehidupan macam apa yang sedang kami lakukan?


Tanpa mimpi, kamu tidak bernyawa




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline