Awal Genre Boys Love Muncul
Film merupakan sebuah karya seni yang banyak dinikmati oleh masyarakat. Biasanya mereka akan menggunakan waktu luang mereka untuk menonton film dengan tujuan sebagai hiburan atau melepas penat mereka sejenak. Di dunia ini, film terdiri dari berbagai genre. Dimulai dari genre romance, horor, thriller, dan lainnya. Salah satunya adalah film bergenre Boys Love.
Film-film dengan genre BL sudah bukan hal asing lagi bagi telinga masyarakat. BL pertama kali muncul pada tahun 90-an dan digunakan untuk menggambarkan manga komersial dan novel ringan yang memfokuskan pada hubungan antar pria. Secara bertahap BL juga memasukkan karya non-komersial seperti fanzine dan doujinshi. Sejarah perkembangan BL sudah berjalan lebih dari 50 tahun dari tunas pertamanya di tahun 1970-an. 24 nen-gumi atau kelompok tahun 24 merupakan pelopor dari genre tersebut.
Kelompok ini terdiri atas beberapa komikus wanita yang merevolusi bisnis manga dengan cerita bagi wanita muda. Salah satu dari wanita tersebut adalah Takemiya Keiko. Menurutnya, di dalam diri manusia terdapat dua identitas gender yaitu maskulin dan feminim, dan manga BL dapat menggambarkan dari kedua identitas tersebut. (Dewi, 2012)
Perkembangan zaman BL tidak hanya lagi ada di manga namun juga mulai menyebar pada industri film seperti TV drama series. Salah satu negara di Asia Tenggara, yaitu Thailand sudah bukan hal tabu di sana sebagai industri series BL. Sampai sekarang sudah banyak judul-judul dari genre BL yang terkenal dan memiliki penonton di seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia. Dengan berbantuan teknologi, series BL dapat diakses melalui Youtube, Viu, iQYI, dan saluran aplikasi film lainnya. Melalui kanal Youtube banyak beredar series BL seperti akun channel GMMTV yang sudah menghadirkan berbagai series BL.
Series-series keluaran GMMTV banyak mengundang para peminat genre BL untuk menontonnya. Seperti Sotus, Theory of Love, Dark Blue Kiss, BadBuddy, dan salah satu yang sempat menjadi perbincangan hangat di Indonesia pada tahun 2020 yaitu 2gether. Drama series tersebut menghadirkan kisah cinta antara 2 orang laki-laki. Seperti halnya moto yang ditekankan kelompok LGBT gambaran series ini menekankan kalimat Love is Love. Dikutip dari dialog dalam series My Dear Loser yang menyebutkan bahwa gay atau lesbian dimana mereka hanya mencintai orang lain. Mencintai seperti manusia pada umumnya.
Respon masyarakat terhadap maraknya series BL ini tentu menimbulkan pro kontra di dalamnya. Masih banyak yang menganggap bahwa sesuatu yang berbau BL merupakan sebuah konten yang menampilkan adegan tidak pantas dan senonoh. Padahal tidak semua konten BL menampilkan adegan seks yang implisit. Tidak sedikit orang setelah menonton series BL mulai memiliki pandangan yang lebih terbuka terkait keberagaman seksualitas di dunia. Para pelaku LGBT ini masih tetaplah disebut sebagai manusia.
Mereka hanya ingin mencintai seseorang yang ingin mereka cintai, sama halnya dengan heteroseksualitas lain. Melalui series BL dimana 2 orang yang saling mencintai namun harus ditekan dengan hukum sosial dapat merubah pandangan LGBT tidak seburuk itu. Namun jika ditinjau dari sudut pandangan agama secara tegas bahwa pelaku LGBT merupakan perbuatan yang dilaknat. Sebagai penikmat film atau drama series sudah harus dapat memilah perbuatan mana yang harus ditanamkan atau tidak.
Di dalam drama series ini juga beberapa kali menyinggung terkait menuntut hak pada komunitas LGBT. Salah satu series keluaran 2021 yang berjudul Not Me memberikan pandangan secara tidak langsung baik kepada masyarakat maupun pemerintahan akan hak keseteraan gender dan keseteraan pernikahan. Hal ini menggambarkan bahwa di dunia terdapat keberagaman gender yang perlu diketahui oleh masyarakat. Usia hanyalah sebuah angka.
Gender hanyalah sebuah huruf. Mencintai seseorang yang diinginkan merupakan impian semua orang. Komunitas LGBT masih tetap seorang manusia yang memiliki hati. Namun, tetap kembali pada norma kehidupan. Meski dunia memiliki cinta, namun negara dan agama memiliki norma.
Penulis : Errin Ainun Nisa