Lihat ke Halaman Asli

Berlin Wall VS Tembok Berlin

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1387175643905931523

Sekilas dari gambar diatas terlihat sama, yaitu gambar tembok. Tetapi tahukah anda bahwa kedua gambar tembok tersebut terletak di dua Negara yang berbeda. Gambar pertama adalah tembok yang sangat terkenal di dunia yang kita kenal sebagai Berlin Wall yang terletak di Jerman. Berlin Wall adalah sebuah tembok terbuat dari beton yang dibangun oleh Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) untuk memisahkan perbatasan antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Tembok tersebut disebut Berlin Wall karena terletak di kota Berlin. Tetapi tembok ini dihancurkan pada tahun 1989 karena Jerman Barat dan Jerman Timur telah bersatu. Sedangkan gambar kedua juga bernama tembok Berlin tetapi tembok ini terletak di kota Sorong salah satu kota di Papua Barat, Indonesia. Tetapi tembok ini terletak tidak untuk memisahkan dua daerah tetapi menjadi penghalang air laut masuk ke jalan raya terutama saat air laut pasang dan ombak besar. jika air laut surut akan muncul pantai yang dikenal masyarakat sekitar sebagai pantai tembok berlin. Entah kenapa disebut sebagai tembok berlin, mungkin karena ruas panatai sepanajng sekitar 1 kilometer itu dipagari tembok. Dengan selera humornya yang tinggi, orang Papua menyebutnya sebagai tembok berlin, merujuk tembok pemisah era Jerman Barat dan Jerman Timur. Menuju Tembok Berlin tidaklah sulit. Kita bisa melewatinya saat dari Bandara Domine Eduard Osok menuju pusat kota. Posisi pantainya yang mudah dijangkau dan menghadap barat sehingga memungkinkan pengunjungnya menikmati matahari terbenam tentunya menjadi daya tarik kuat. Apalagi di bagian selatan hingga tengah pantai banyak berdiri warung tenda pada waktu malam untuk makan malam atau sekadar nongkrong dan ngobrol bersama teman atau keluarga. Di ujung selatan pantai, beberapa warung menyediakan makanan laut yang dibakar dengan bumbu khas Jawa Timur. Sedangkan warung lainnya menamakan dirinya cafe dan menyediakan berbagai makanan ringan seperti ubi goreng, jagung dan roti bakar serta beraneka minuman khas seperti sarabba. Selain itu terdapat beberapa penjual gorengan yang menyediakan berbagai macam gorengan yang sangat gurih seperti tempe, tahu, pisang dan lainnya. Sebelum ke warung-warung yang buka saat malam, tidak ada salahnya kita duduk di tembok dan menikmati pemandangan diselingi semilir angin sore yang hangat. Banyak warga yang hanya duduk-duduk di tembok atau pasir untuk sekadar menikmati terbenamnya matahari sambil melihat lalu lalangnya kapal-kapal kargo dan penumpang. Beberapa anak sibuk mencari ikan atau kerang yang terjebak air surut di antara karang. Sekelompok anak lainnya bermain pasir atau sekadar berfoto bersama teman. Kalau berniat berolah-raga, kita juga bisa jogging di Lapangan Hockey yang terletak di seberang jalan dari sisi pantai. Lapangan yang bebas diakses karena tidak berpagar tersebut sangat memungkinkan untuk kita berolah raga karena udaranya bersih. Menghabiskan sore di Tembok Berlin sebetulnya adalah wisata murah meriah yang cukup menyenangkan. Warung kaki lima penjual makanan kecil, minuman dan BBM (bensin) tersebar di sepanjang tepi jalan yang bersisian dengan pantai. Namun sayang sekali potensi tersebut kurang dikelola. Menjaga kebersihan pantai baru sebatas slogan yang terpampang di papan atau baliho di beberapa titik. Sementara itu sampah tersebar di sepanjang pantai, mulai dari sampah plastik, pecahan botol hingga bangkai anjing. Pantai Tembok Berlin sebagai ruang publik sebetulnya adalah potensi wisata gratis bagi warga Sorong yang harusnya dikelola dengan baik oleh PEMKOT Sorong. Bahkan, keberadaan ikan, kelomang dan teripang di pantai menunjukkan bahwa pantai itu masih berpotensi untuk dijadikan kawasan wisata lingkungan yang murah meriah. Adalah hak warga untuk mendapatkan fasilitas umum yang layak untuk berwisata murah namun berkualitas seperti yang umum ditemukan di negara maju. Namun banyaknya sampah dan kurang teraturan pemanfaatan ruang bukti bahwa pengelolaan oleh otoritas kurang baik. Itulah potensi-potensi yang terdapat di tembok berlin kota Sorong, memang jauh berbeda dengan Berlin Wall yang terdapat di Jerman. Tetapi persamaan Berlin Wall dan tembok Berlin adalah sama-sama tembok yang mempunyai lukisan didinding tembok tersebut. Berlin Wall Tembok Berlin Tetapi tembok Berlin telah menjadi tempat spesial bagi warga sekitar dan sebagian dari tembok berlin telah direnovasi oleh PEMKOT Sorong. Tembok berlin juga merupakan salah satu ikon kota Sorong. Profil penulis Erpin Said, lahir di Manokwari 18 September 1992, merupakan anak keempat dari pasangan Muhammad Said Husain (Alm.) dan Siti Khadijah Japar (Alm.) yang terdiri dari 4 bersaudara, bertempat tinggal di Sorong Papua Barat, mempunyai hobby travelling dan membaca. Saat ini sedang menempuh pendidikan Strata Satu (SI) Bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah Sorong (UMS) dan sedang menunggu hasil dari program beasiswa AMINEF yaitu CCI, penulis berharap dapat mendapat beasiswa tersebut. Pernah aktif di berbagai organisasi dan saat ini aktif di salah satu English Club di kota Sorong yaitu Medina English Club (MEC). Artikel ini merupakan artikel ketiga saya di kompasiana yang sebelumnya juga pernah menulis tentang artikel mengenai bahasa dan cermin pendidikan di Papua. Harapan kedepannya bisa menghasilkan banyak tulisan-tulisan yang bermanfaat. Bagi teman-teman yang ingin berbagi pengalaman dan cerita silahkan kunjungi alamat E-mail erpin_said@yahoo.com atau akun facebook : Erpin Said.  Thanks …..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline