Kemajuan aktivitas suatu layanan kesehatan tidak bisa terlepas dari aktivitas tim kerja. Hal ini karena hasil kerja dari suatu layanan kesehatan merupakan hasil kerja dari semua bagian yang ada dalam organisasi tersebut. Dan hasil dari setiap bagian yang ada di layanan kesehatan tersebut merupakan hasil kerja dari anggota tim dalam bagian itu.
Untuk jelasnya kita bisa melihat pada poli rawat jalan di Rumah Sakit. Agar pasien mendapatkan pelayanan yang prima tentu merupakan hasil kerja sama dari bagian pendaftaran, dokter dan perawat di ruang rawat jalan, bagian radiologi, laboratorium, dan apotik. Tidak kalah penting tenaga pembersih ruangan (cleaning service) di ruang rawat jalan. Apa jadinya kalau ruang rawat jalan kotor dan berbau, tentu pasien tidak akan mau masuk ke ruangan tersebut.
Oleh karena itu rasanya sangat penting untuk diketahui tentang tim kerja. Banyak defenisi tentang tim kerja, diantaranya : tim kerja adalah kumpulan individu dengan keahlian spesifik bekerja sama dan berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Defenisi lain menjelaskan bahwa tim kerja adalah kumpulan individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan, dimana kumpulan individu tersebut memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan lainnya.
Suatu tim kerja dikatakan efektif bila memiliki tujuan yang sama, setiap anggota memiliki antusiasme yang tinggi, adanya pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas, antar anggota memiliki komunikasi yang efektif dan juga bila ada masalah dilakukan resolusi konflik. Disamping itu memiliki anggota tim yang cerdas, mempunyai otonomi dalam pengambilan keputusan, ada kebersamaan, kedekatan, suasana demokratis, dan adanya pemberdayaan.
Dalam tim kerja ada 2 hal yang sangat penting diperhatikan yakni : tugas dan masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, serta proses yang terjadi dalam tim (semangat kerja sama, koordinasi, prosedur yang harus dilakukan anggota, dan keharmonisan hubungan individu dalam kelompok). Oleh karena itu dalam tim kerja perlu memahami peran masing -- masing.
Ada 2 peran dalam tim kerja yakni sebagai pemimpin dan sebagai anggota. Pemimpin lebih berperan sebagai fasilitator yang mengembangkan, mengkoordinasikan, dan memotivasi anggota tim untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Pemimpin tim yang baik dapat menciptakan atmosfir kerja yang mendorong anggota tim untuk melakukan analisis masalah, mencari solusi, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Menurut Scholtes & Joiner dalam bukunya The Team hand book, second edition (1996), ada beberapa cara pemimpin tim menjalankan fungsinya yakni : 1). Membuat setiap anggota tim mengetahui visi dan misi organisasi dan tim kerja, serta membuat mereka fokus untuk mewujudkannya. 2) Ia adalah komunikator yang ulung. 3). Mempunyai misi untuk mengembangkan kapasitas dan ketrampilan anggota tim kerja. 4). Mendiskusikan dengan setiap anggota untuk menetapkan standard kinerja yang jelas, dapat dicapai, dan dapat diukur. 5). Memotivasi dan menginspirasi setiap anggota tim dengan cara memberikan penghargaan, hadiah dan imbalan.
Sedangkan peran anggota meliputi : 1) Partisipasi penuh pada setiap diskusi tim. 2). Mampu memotivasi diri sendiri untuk bekerja maksimal dalam tim. 3). Berani mencoba sesuatu yang baru. 4). Mengetahui dan memahami budaya organisasi. 5). Peka terhadap pendapat anggota tim yang lain. 6). Bersikap koperatif tanpa perlu bersaing. 7). Mengetahui kekuatan dan kelemahan anggota tim. 8). Secepatnya menyelesaikan masalah kalau ada konflik dalam tim (Scholtes & Joiner, 1996).
Agar tim dapat berjalan dengan baik maka perlu dilakukan manajemen tim kerja. Tahapan dalam manajemen tim kerja meliputi : perencanaan tim kerja, pengorganisasian tim kerja, penggerakan tim kerja, dan pengawasan tim kerja. Perencanaan tim kerja menggunakan 4 cara yakni : tentukan target (visi dan misi), memilih pemimpin tim kerja dan anggota tim yang tepat, tentukan tugas, anggaran dan waktu, serta atur secara logis.