Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Rajin Shalat tapi Perilaku Masih Buruk?

Diperbarui: 28 Januari 2023   08:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Shalat menurut syara' artinya menyembah Allah Ta'ala dengan beberapa perkataan dan perbuatan, yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Ada 2 macam shalat yakni shalat wajib dan shalat sunat.  

Shalat wajib meliputi shalat 5 waktu sehari semalam. Terdiri dari shalat subuh (waktunya dari mulai terbitnya fajar shadiq hingga terbit matahari), dhuhur (waktunya mulai matahari condong kearah barat sampai bayang -- bayang suatu benda sama panjang atau lebih sedikit dengan benda tersebut), ashar ( waktunya mulai dari bayang-bayang suatu benda lebih panjang dari bendanya hingga terbenam matahari), maghrib (waktunya mulai dari terbenam matahari sampai hilangnya cahaya awan merah) dan isya (waktunya dari hilangnya cahaya awan merah sampai terbit fajar shadiq).  

Sedangkan shalat sunat banyak macamnya. Shalat sunat yang sangat dianjurkan adalah shalat rawatib yang dilakukan bersamaan dengan shalat wajib, shalat tahajud dan shalat dhuha. Ada 12 rakaat shalat sunat rawatib yakni 2 rakaat sebelum shalat subuh, 4 rakaat sebelum dhuhur dan 2 rakaat sesudah dhuhur, 2 rakaat sesudah maghrib, serta 2 rakaat sesudah shalat isya.

Dalam sehari semalam dianjurkan untuk melakukan shalat sebanyak 40 rakaat yakni 17 rakaat shalat wajib, 12 rakaat shalat sunat rawatib, 8 rakaat shalat sunat tahajud dan 3 rakaat shalat sunat witir.

Banyak ayat dalam alqur'an yang memerintahkan untuk shalat seperti QS. Al Isra ayat 78, QS. Hud ayat 114, QS. An Nisa ayat 103, QS. Al Baqarah ayat 43 dan ayat 110, serta QS. Ar Rum ayat 17 -- 18. 

Disamping itu ada juga hadist Rasulullah tentang shalat yakni : shalat itu tiang agama, barang siapa yang mendirikannya (mengerjakan shalat) maka sesungguhnya ia telah menegakkan agama, dan barang siapa yang meninggalkannya (tidak shalat) maka sesungguhnya ia telah meruntuhkan agama.

Dari hadist Rasulullah ini terlihat bahwa shalat sangat penting dalam agama islam. Karena sangat pentingnya maka shalat merupakan amalan pertama yang ditanya saat di hari penghisaban (alam barzah). 

Dalam QS. Al -- ankabut ayat 45 dijelaskan bahwa sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dengan demikian seharusnya orang yang melakukan shalat bisa menunjukan perilaku yang menyejukan dan menenangkan, perilaku yang mendamaikan. Tapi kenapa ada orang yang melakukan shalat perilakunya masih buruk seperti masih suka ghibah, mudah emosi, mudah kesal, sombong, tinggi hati dan sebagainya.

Bila hal ini terjadi maka perlu diperhatikan shalatnya. Apakah shalatnya sudah dilakukan dengan khusu'? Khusu'artinya orang yang melakukan shalat dengan kondisi anggota tubuhnya tenang, dan jiwanya menghadirkan hati kepada Allah. 

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, khusu' artinya penuh penyerahan dan kebulatan hati, sungguh -- sunguh, dan penuh kerendahan hati.  Disamping khusu', apakah shalat yang dilakukan karena ada maksud tertentu? seperti ingin dipuji, ingin dianggap sebagai orang yang taat pada agama dan sebagainya (riya').

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline