Ibnu Sina atau yang lebih dikenal dengan nama latinnya Avicenna tentunya sudah tidak asing lagi, sosok yang lebih dikenal dunia sebagai tokoh sufi yang punya nama besar. Namun tak banyak yang tahu bahwa Ibnu Sina selain seorang sufi besar, juga adalah tokoh filsuf, fisiologis, dokter, ahli matematika, astronomer dan sastrawan.
Jujur saya pribadi sangat mengaguminya, karena rata-rata manusia kan secara logika tidak ada yang bisa menguasai lebih dari satu sampai dua ilmu pengetahuan secara mendalam. Namun berbeda dengan Ibnu Sina yang terkenal karena keluasan ilmunya, dan kecintaan nya dengan ilmu pengetahuan.
Ah, namun disini saya ingin membahas tentang bagaimana sebuah kurikulum pendidikan itu ternyata tidak berasal dari Barat, melainkan dari Timur sana, dari seorang sosok Islam yang lahir pada tahun 980 Masehi lampau.
Riwayat Hidup Ibnu Sina
Nama lengkapnya adalah Abu Ali al Husein bin Abdullah bin Sina atau lebih dikenal dengan nama Ibnu Sina atau Avicenna (bahasa latin). Ia terlahir pada Bulan Agustus Tahun 980 Masehi, di Bukhara, Uzbekistan.
Ayahnya adalah seorang Gubernur Bukhara pada masa Dinasti Samaniah, pada masa kekuasaan Sultan Samanish Nuh II bin Mansyur. Gamblangnya ia adalah keturunan bangsawan yang sangat dihormati, sehingga pendidikan yang didapatkannya sejak kecil memang berkualitas.
Pada Usia 10 tahun ia berhasil menguasai Al-Qur'an dan berbagai ilmu pengetahuan dasar lainnya. Kala itu ia belajar ilmu mantik dari Abdullah an Natili seorang filsuf terkenal, kemudian belajar dari seorang ahli matemamtika yang bernama mahmud al Massah dan ahli fiqh Hanafi bernama Abi Muhammad Isma'il bin al Husyaini.
Tak hanya itu, ia juga belajar secara otodidak sejumlah ilmu pengetahuan lain seperti filsafat Yunani, kedokteran, eksakta dan ilmu-ilmu keislaman lainnya. Jelas sekali bahwa ia adalah seorang intelektual yang tidak pernah puas untuk belajar.
Ia telah berhasil merampungkan sekitar 276 buah tulisan yang sebagian diantaranya adalah kitab-kitab tasawuf dan pendidikan. Salah satu karya Ibnu Sina dalam bidang kedokteran adalah Al Qanun fi ath-Thibb, yang mana buku ini pernah menjadi satu-satunya rujukan dalam bidang kedokteran di Eropa selama lebih kurang lima abad. Amazing!
Sementara kitab nya yang berjudul Ahwal al-Nafs dan Tsalas Rasail al-Nafs, dijadikan rujukan para psikolog dunia. Dengan begitu banyaknya ilmu pengetahuan yang ia miliki, tak heran pada masanya iapun menjadi seorang guru besar yang sangat dihormati.
Kurikulum Pendidikan Islam
Pemikiran Ibnu Sina tentang kurikulum pendidikan Islam sebenarnya saya baca dan ketahui dari sebuah buku berjudul "Pemikiran-Pemikiran Emas Para Tokoh Pendidikan Islam" karya Yanuar Arifin, yang saya pinjam dari perpustakaan kantor.
Dalam buku tersebut dikemukakan bahwa kurikulum pendidikan Islam didasarkan pada tingkat perkembangan usia murid, yang terbadi dalam 3 level perkembangan usia yaitu :