Lihat ke Halaman Asli

Erniwati

ASN Yang Doyan Nulis Sambil Makan, Humas Kanwil Kemenkumham NTB

Hilang 53 Juta, Berganti Sukses Sepanjang Masa

Diperbarui: 24 April 2024   09:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Saya ingat 10 Tahun lalu, ketika saya baru saja mengenal namanya berdikari. Meskipun saat itu saya sendiri adalah seorang Pegawai Negeri Sipil yang telah melaksanakan tugas selama kurang lebih 8 tahun. Namun jiwa bisnis yang saya dapat dari Ibu saya ini seakan memberontak dan protes.

Awalnya hanya dari iseng-iseng berbincang dengan pak suami, yang kebetulan saat itu telah menguasai kompetensi Water Treatmen secara otodidak selama kurang lebih 4 tahun. Profesinya saat itu memang sebagai Pool Attendent di salah satu Hotel Bintang 4 yang cukup ternama. Akhirnya perbincangan itu membuahkan sebuah keputusan untuk mencoba mengambil resiko yang tak sedikit. Buka CV sendiri!

Tahun 2014 sayapun mengurus pendirian CV yang dibantu oleh seorang rekan notaris. Selanjutnya mengajukan pinjaman di bank, tidak sulit bagi saya mengingat status saya PNS dengan penghasilan tetap yang tidak pernah tersangkut masalah apapun. Tak lama modal pun tersedia.

Selanjutnya kami eksekusi berbagai persiapan mulai dari sewa ruko untuk operasional penjualan dan persediaan chemical (obat-obatan kolam renang) serta peralatan treatmentnya. Habis sekitar 53 jutaan lebih termasuk untuk telpon kantor dan beberapa furniture untuk front office. Untuk gaji 1 orang karyawan setiap bulan pun masih menggunakan gaji kami, namanya juga baru buka usaha, saya tak bisa mengharapkan untung dulu.

Selama kurang lebih 6 bulan kami berjibaku dengan usaha baru ini, selain bekerja di kantor, saya juga harus mengurusi urusan CV, mulai dari administrasi hingga official situsnya yang sampai hari ini masih menggunakan situs gratisan. Hingga 1 tahun kemudian keuntungan masih tak seberapa, ditambah orderan job dari luar belum banyak. Alhasil sewa ruko tak bisa kami perpanjang, ditambah lagi 2 pail chemical kami rusak karena lembab. Rugi? Sudah Pasti!

Namun tidak ada yang saya sesali sama sekali. Karena dana 53 Juta yang kami hutang dari bank tersebut hingga hari ini masih kami rasakan hasilnya. Kerugian 53 juta itu sudah terbayar dengan motivasi saya untuk mengembangkan situs resmi agar masuk laman 1 google, ditambah dengan banyaknya klien yang mengenal kami dari seluruh Indonesia, plus job yang tak putus-putusnya dari beberapa klien tetap.

Tak hanya itu, bahkan sekian puluh orang pekerja dalam bentuk tim di lapangan juga bisa dapat penghasilan dari berjalannya usaha jasa ini. Meskipun hingga saat ini masih teringat rasanya setor cicilan bank, namun lumayan manis untuk dikenang.

Dalam perjalanan CV ini banyak suka duka yang telah dilalui, mulai dari hemat pengeluaran rumah tangga di awal-awal mendirikan usaha, hingga di teror sejumlah provider di beberapa kota besar. Alasannya karena kami merusak harga pasar dengan memberikan konsultasi gratis, karena di lapangan konsultasi water treatmen harus berbayar paling tidak 250-500rb saat itu. Namun kami dengan niat sedekah ilmu, menggratiskan itu (khusus online).

Yang lebih miris lagi, pernah kena tipu orderan palsu sekitar 3jt an dengan modus yang sepele, "pekerjaan di Kalimantan, kami bookingkan tiket pesawat ATR dulu untuk ke lokasi, jadi transfer duit DP dulu nanti diganti begitu sampai". Receh kan? Tapi maklumi saja, namanya juga kami pengusaha baru, wawasannya masih minim. Untungnya cepat sadar sih. hehehe....

Namun di samping duka-duka di atas, banyak sekali kebahagiaan yang Allah beri. Seperti dapat sejumlah kolega dan sahabat dari berbagai provinsi di Indonesia. Ucapan terima kasih dan doa tulus dari orang-orang yang kami bantu melalui konsultasi gratis. Ada yang transfer duit tanpa diminta, bahkan cuma bilang sekedar uang pulsa. Yang lebih heboh ditawari sebagai Pool Attendent utama di sebuah Private Island milik para investor di Perth-Australia.

Yang terakhir ini tidak main-main, karena semua fasilitas keberangkatan seperti pasport, visa, dokumen semua ditanggung. Secara yang minta langsung adalah senior engineering dari Korporasi Pertambangan ternama di sana. Kebetulan Istrinya adalah orang lokal Indonesia yang menggunakan jasa kami selama bertahun-tahun. Namun apalah daya, Ibu tidak mengijinkan kerja di luar negeri. Alhasil kami harus ikhlaskan kesempatan memperoleh income hampir 70jt/bulan itu lepas di tangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline