Bulan Juli adalah bulan yang selalu dinantikan oleh semua, tidak terkecuali oleh seluruh warga sekolah. Ya, tentu saja selalu dinantikan karena setelah melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar, warga sekolah juga akan mendapatkan liburan yang lumayan panjang, sekadar untuk beristirahat sejenak dari semua ruinitas pekerjaan, atau kegiatan sehari-hari.
Masa liburan sekolah yang kebetulan jatuhnya sudah tidak di masa pandemi ini, membuat semangat hampir di seluruh sekolah untuk mengadakan acara liburan bersama.
Rata-rata banyak yang ke Yogyakarta. Ya, para pengajar dan peserta didik biasanya satu kata untuk mengadakan lawatan ke sana. Tepatnya ke Candi Borobudur.
Mengapa ke Borobudur? Candi Borobudur menyimpan pesona yang mahadahsyat, menyuguhkan pesona wisata yang menarik untuk dijelajahi sehingga membuat para pengunjungnya berdecak kagum. Selain itu, Borobudur memiliki tarip yang sangat bersahabat, sehingga tidak heran kalau pengunjung setiap tahunnya selalu membludak.
Namun sepertinya tahun ini, rencana kunjungan ke lokasi pariwisata tersebut harus dikaji ulang, mengingat pada hari Minggu ini, 5 Juni 2022, ada pernyataan dari Menko Luhut Binsar Pandjaitan bahwa Pemerintah akan menaikkan harga tiket masuk. Besaran biayanya adalah USD100 untuk wisatawan mancanegara dan turis domestik sebesar Rp750.000,00. Namun, khusus untuk pelajar, tiket dikenakan seharga Rp5000,00 saja.
Tentu saja semua kenaikan harga tiket di atas ada alasannya. Luhut menabahkan bahwa kenaikan harga tersebut tidak lain adalah sebagai sebuah upaya untuk menjaga kelestarian kekayaan dan sejarah Nusantara. Pengunjung pun dibatasi agar lebih tertib. Setiap hari, hanya akan memberikan kesempatan kunjungan kepada 1200 orang saja.
Tidak hanya itu, semua turis harus menggunakan jasa tour guide dari warga setempat, guna menyerap lapangan kerja bagi penduduk setempat. Dengan begitu, mereka juga menjadi otomatis terbiasa sekaligus untuk bertanggung jawab untuk memelihara, merawat dan melestarikan salah satu warisan budaya bangsa yang sangat kita banggakan ini.
Untuk tujuan, memang sangat masuk akal, contohnya untuk pembatasan pengunjung yang hanya 1200 orang. Tentu di usia candi kita yang semakin tua ini, daya tahan pun harus selalu diperhatikan agar kekuatan bangunan terkontrol. Begitu pula dengan adanya kesempatan bekerja untuk penduduk sekitar.
Namun, untuk kenaikan tarip tiket yang begitu jauh dari awal, sangat di luar dugaan. Sebagai pengingat, harga tiket sebelum pandemi, untuk wisdom dewasa dikenakan tarip Rp50 ribu, dan untuk anak-anak dikenakan tarip Rp25 ribu. Walaupun harga tiket untuk anak-anak menjadi jauh dari harga sebelumnya, namun untuk apa, karena toh kalau mereka berangkat pun, harus didampingi oleh orang dewasa.
Tentu, kenaikan tarip ini akan sangat berdampak bagi pengunjung yang merasa keberatan, sehingga kalau banyak yang merasa tidak sesuai, arahan destinasi bisa saja menjadi ke lokasi yang berada di sekitar Borobudur.
Sebut saja ada Puthuk Setumbu, yang lokasinya berada di desa Karangrejo. Di sana, kita bisa menikmati pemandangan dengan latar belakang pegunungan Menoreh dan menikmati indahnya matahari terbit. Harga tiket ke sana hanya Rp20 ribu saja.