Lihat ke Halaman Asli

Erni Wardhani

Guru, penulis konten kreator (Youtube, Tiktok), EO

Mengapa Banyak Pelamar CPNS dan PPPK yang Mengundurkan Diri, Pahami Sanksi yang Akan Diberikan!

Diperbarui: 2 Juni 2022   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Banyaknya CPNS dan PPPK yang dinyatakan lulus namun mengundurkan diri, membuat Badan Kepegawaian Negara menjadi berang. 

Tercatat sebanyak 105 orang PNS, PPPK guru tahap 1 sebanyak 104 orang,  tahap 2 sebanyak 280 orang, dan PPPK nonguru sebanyak 58 orang terdata memutuskan untuk mengundurkan diri. 

Apa yang telah terjadi, mengapa danbagaimana tindakan selanjutnya?Bukankah lulus adalah tujuan kita ketika mengikuti tes?

Sedianya, ketika kita memutuskan untuk melamar sebuah pekerjaan, semua sudah tahu segala risiko dan ketentuan yang dipersyaratkan, sehingga ketika kita dinyatakan lulus dan belum lulus, semua mengikuti prosedur yang berlaku. Namun, ternyata aturan tetaplah aturan. 

Ada yang sesuai harapan, ada pula yang di luar jangkauan. 

Seperti halnya kejadian di atas, di mana banyak sekali peserta yang sudah dinyatakan lulus, ternyata banyak yang memutuskan untuk mengundurkan diri. 

Saya rasa memang pengunduran diri secara sepihak tersebut dinilai sangat disayangkan di mana Pemerintah sudah mengalokasikan dana dan ternyata di lapangan begitu jadinya, sehingga posisi banyak yang kosong.

Namun tentunya kita juga perlu melihat sisi lain, mengapa sampai ratusan orang mengundurkan diri pascapengumuman kelulusan. 

Di lapangan, banyak sekali temuan yang bisa dijadikan catatan untuk pelaksanaan penerimaan pegawai baru, baik itu CPNS, PPPK guru, dan PPPK nonguru. Alasan, gaji dan tunjangan tidka sesuai ekspektasi.

Ternyata di lapangan muncul isu baru bahwa apa yang disebutkan di atas, bukanlah hal gaji semata. Mereka merasa, selama proses menunggu SK yang memakan waktu lumayan lama (hampir 1 tahun), mereka menjadi memikirkan risiko adanya ketakutan dikeluarkan dari pekerjaan di tempat lama.  karena dianggap pengkhianat). 

Istilahnya, mereka jadi seperti buah simalakama, di satu sisi, mengerti akan posisi mereka yang serba salah di sekolah asal, di sisi lain merasa terombang-ambing dengan pengumuman yang tidak kunjung ada.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline