Lihat ke Halaman Asli

Permainan Tradisional Indonesia yang Kini Hampir Punah

Diperbarui: 6 September 2018   17:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(seleb.tempo.co)

Jauh sebelum iPad ada dan berbagai macam permainan video, anak-anak di seluruh dunia menghibur diri dengan permainan sederhana dan menyenangkan yang membuat mereka senang dan aktif secara fisik.

Seperti banyak  objek budaya lain dari Indonesia, permainan tradisional menunjukkan  sejarah panjang dan menawan bangsa ini karena berinteraksi dengan budaya  lain di seluruh dunia, bercampur indah dengan adat dan kearifan lokal. Banyak  anak-anak Indonesia, terutama yang berasal dari generasi yang lebih  tua, tumbuh dengan permainan tradisional ini, belajar sebagian besar  secara lisan atau dari pengamatan.

Dengan keragaman  Indonesia sendiri, banyak permainan bahkan memiliki variasi yang  berbeda di seluruh negeri karena bercampur dengan adat setempat. Satu  hal yang semua permainan ini memiliki kesamaan: mereka menyenangkan, membuat anak-anak tetap aktif dan belajar, dan mereka lebih asyik  bersama teman-teman.

Namun sayang nya, permainan tradisional kini perlahan-lahan di tinggalkan oleh generasi sekarang dan untuk mengingat kembali apa saja permainan tradisional tersebut berikut diantaranya yang paling populer di zaman nya:

Bekel

Serupa dengan knucklebones atau jack, satu set atau bekel terdiri dari bola karet dan beberapa manik-manik atau jack. Di Indonesia, permainan ini sering menggunakan cangkang kecil atau manik-manik timah berbentuk bebek dengan sisi datar.

Selama pertandingan, pemain akan bergiliran memantul bola dan mengambil sejumlah jack sesuai dengan urutan permainan. Mereka kemudian menangkap bola lagi sebelum melambung untuk kedua kalinya. Bekel sangat populer di kalangan siswi.

Congklak

Congklak berasal dari permainan Timur Tengah Mancala, yang merupakan salah satu game tertua yang diketahui di dunia. Permainan  ini menggunakan papan dengan dua baris, masing-masing dengan lima  sampai sembilan lubang, yang disebut sawah (sawah), dan lubang yang  lebih besar di kedua ujung papan --- satu untuk setiap pemain --- disebut  lumbung (bank beras).

Potongan-potongan manik-manik  (biasanya cangkang kecil) harus dibagi secara merata di semua lubang,  karena para pemain bergantian mengambil setumpuk manik-manik dari satu  lubang dan mendistribusikan cangkang di seluruh papan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin manik-manik ke dalam bank beras Anda sendiri.

Lompat Tali

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline