TEATER DI DALAM MASYARAKAT MENURUT ERVING GOFFMAN (DRAMATURGI)
Erving Goffman merupakan salah satu tokoh sosiologi yang penting bagi perkembangan sosiologi. Goffman merupakan ilmuwan berdarah Chicago yang mengambil teoritis interaksionisme simbolis sebagai landasan dasar pemikirannya. Karya yang paling terkenal dalam pemikiran Goffman ialah tentang teori Dramaturgi.
Goffman menerangkan konsep dramaturgis melalui bukunya yang berjudul The Presentational of Self in Everyday Life, dimana didalam buku tersebut Goffman merepresentasikan pemikiran nya tentang dunia sosial sebagai bentuk teateris. Banyak tokoh=tokoh sosiologi lainnya yang mengatakan bahwa Dramaturgi merupakan pertengana antara internaksionisme simbolik dengan fenomenologi.
Dalam teori yang diungkapkan Goffman, banyak individu yang melakukan "pertunjukkan" atau ber-drama di depan khalayak umum bagaikan sedang bermain teater. Hal ini dilakukan untuk memelihara citra diri mereka sendiri yang baik dan stabil di hadapan umum.
Goffman berpendapat bahwa kehidupan sosial yang ada di masyarakat sebagai pertunjukkan drama yang mirip dengan di panggung. Pendekatan Dramaturgis terfokus pada bagaimana individu tersebut melakukan "Pentas" di depan umum dengan baik.
Kenneth Burke memandang bahwa pemahaman manusia berasal dari tindakan dimana pada dramaturgi ditekankan dimensi ekspresif dan impresif dari aktivitas manusia. Menurut Burke, seseorang dapat melambangkan simbol-simbol melalui ucapan-ucapan atau menulis kata kata yang berfungsi sebagai jembatan manusia untuk melakukan aksi.
Kembali kepada dramaturgi yang ditekankan oleh Goffman, Goffman dalam menjelaskan dramaturgi menekankan dimensi ekspresif atau impresif dimana memiliki makna kegiatan manusia untuk mengekspresikan diri melalui interaksi manusia dengan yang lain yang juga ekspresif. Karena terdapat ekspresif di dalam proses interaksi tersebut, maka perilaku manusia bersifat dramatik.
Pendekatan yang terjadi di dalam Teori Dramaturgis ialah bahwa ketika setiap individu berinteraksi dengan individu lainnya melalui proses interaksi, maka terjadi proses pengelolaan pesan yang tumbuh lewat lawan bicara.
Oleh karena itu, setiap individu dalam proses berinteraksi di masyarakat, diibaratkan sebagai aktor di atas panggung yang sedang memainkan peran yang mereka bawakan. Goffman berasumsi bahwa ketika setiap individu sedang melakukan proses interaksi, maka mereka sedang berkeinginan untuk menyajikan gambaran diri mereka yang akan diterima orang lain.
Goffman membagi kehidupan sosial menjadi dua bagian yakni "wilayah depan" atau front region dan "wilayah belakang". Wilayah depan atau biasa disebut front stage, merupakan wilayah yang merujuk kepada peristiwa sosial yang digunakan individu untuk menunjukan sisi mereka yang lebih formal.
Pada front stage, individu seolah sedang memainkan drama di atas panggung sandiwara di khalayak penonton. Berbeda dengan back stage atau Wilayah belakang, diibaratkan sebagai wilayah yang tidak ditunjukkan oleh setiap individu dan digunakan untuk mempersiapkan perannya di front stage .