Lihat ke Halaman Asli

Metode Pembelajaran Student Team Learning di Era Gen Z, Efektifkah?

Diperbarui: 13 Desember 2023   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Oleh: Ernies Opy Wilanda, Rizqa Jannisha, Muhammad Akbar

Dosen Pembimbing: Nur Fitriyana, M. Psi., Psikolog.

Teman-teman pernah mendengar istilah Student Team Learning (STL)? 

Student team learning atau biasa yang disebut Pembelajaran Kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang dilakukan dengan kerja sama dan meningkatkan tanggung jawab setiap siswa dalam melakukan pembelajaran secara berkelompok. Biasanya, pendidik akan membentuk beberapa kelompok atau tim yang heterogen dalam satu kelas untuk membahas materi, agar semua siswa paham dengan materi yang sedang dipelajari. Kemudian, siswa yang paham dengan materi yang sedang dipelajari akan membantu memberikan pemahaman kepada teman kelompoknya dan membentuk kerja sama tim yang bagus serta tanggung jawab individu.

Robert Edwars Slavin, seorang Psikolog Amerika mencoba mengimplementasikan sifat dasar manusia yang suka bekerja sama dan suka tolong menolong tersebut dalam suatu model pembelajaran yang disebut kooperatif learning. Model pembelajaran ini bisa melibatkan siswa dalam bekerja secara tim dan mencapai tujuan pembelajaran bersama. Tidak hanya melibatkan interaksi sosial, tetapi juga meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka dalam pembelajaran.

Kita bisa mengambil contoh dari siswa SMAN 1 Lamongan, yang memakai model pembelajaran Student Team Learning dalam menyusun kalimat sederhana bahasa Mandarin. Terdapat perbedaan yang sangat signifikan sebelum dan setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Learning (STL). Melihat hasil observasi selama 2 minggu, para siswa memperoleh hasil kategori yang sangat baik dalam menyusun kalimat Bahasa Mandarin sederhana. Sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif, mereka sangat kurang dan mengalami kesulitan dalam memahami tata bahasa Mandarin.

Generasi zaman sekarang tentunya lebih fokus ke gadget masing-masing dan kurangnya interaksi sosial. Efektifkah jika model pembelajaran ini diterapkan di tiap sekolah? Tentunya sangat efektif karena dengan model pembelajaran tim kooperatif ini para siswa bisa meningkatkan perasaan sosial dan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan tim. Memiliki rasa empati dan juga dapat mengasah kreatifitas siswa dalam belajar. Siswa yang awalnya tidak paham dengan materi, akan terbantu dengan pemahaman dari teman tim nya sendiri. Tentunya dengan bimbingan dari pendidik, apresiasi dan pengakuan di kelas jika salah satu tim telah mengerti dan menyelesaikan suatu masalah pembelajaran.

Pembelajaran dapat menggunakan variasi metode. Berbagai metode dan pendekatan sudah dipakai dalam menyajikan pembelajaran kurang meningkatkan prestasi secara komprehensif. Oleh karena itu perlu dicari atau dilatih menggunakan model pendekatan baru yaitu kooperatif Learning. Kooperatif Learning mengajak siswa melakukan pemecahan masalah secara bersama atau gotong royong. Dengan cara ini siswa tang pandai dapat membantu temannya yang berkemampuan sedang atau rendah dalam memecahkan masalah. Rasa sosial dan kebersamaan yang tinggi akan meningkatkan kepercayaan diri pada siswa sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar bagi siswa yang kemampuannya sedang atau rendah.

Seperti metode pembelajaran lainnya, Student Team Learning juga memiliki beberapa tantangan dan permasalahan yang mungkin dihadapi, antara lain:

  • Partisipasi Tidak Seimbang: Kadang-kadang, beberapa anggota tim mungkin mendominasi diskusi, sementara yang lain mungkin kurang berpartisipasi. Ini bisa membuat beberapa siswa merasa kurang terlibat atau kurang mengerti materi.
  • Konflik dalam Tim: Dalam setiap situasi kerja kelompok, selalu ada potensi untuk konflik antara anggota tim. Ini bisa berupa perbedaan pendapat tentang bagaimana menyelesaikan tugas atau konflik pribadi antara anggota tim.
  • Ketergantungan yang Berlebihan: Ada risiko bahwa siswa yang kurang memahami materi mungkin terlalu bergantung pada anggota tim lainnya untuk menyelesaikan tugas, alih-alih berusaha memahami materi tersebut sendiri.
  • Penilaian yang Tidak Adil: Jika penilaian berbasis kelompok, siswa yang bekerja keras mungkin merasa tidak adil jika mereka menerima nilai yang sama dengan siswa yang kurang berkontribusi.
  • Membutuhkan Waktu dan Sumber Daya: Mengelola dan menilai kerja kelompok bisa memakan waktu dan sumber daya yang lebih banyak dari guru.

Untuk mengatasi permasalahan ini, penting bagi guru untuk merencanakan dan mengelola proses Student Team Learning dengan cermat, memastikan bahwa setiap siswa berpartisipasi secara aktif, dan menggunakan berbagai metode penilaian untuk memastikan bahwa setiap siswa memahami materi.

Sumber: Nazifah H, Wibisono G. 2020. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Learning dalam Pembelajaran Menyusun Kalimat Sederhana Bahasa Mandarin. Jurnal Pendidikan Jilid 3 no. 1.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline