Do for everything, so that we can make possible for that impossible ‘Berbuatlah, hanya dengan begitu kita dapat membuat mungkin apa yang tidak mungkin’. Marilah kita ubah kalimat impossible menjadi possible. Jangan berkata “tidak mungkin” Bila kita belum melakukannya, ingatlah! kita layak menjadi pemenang.
Dalam hal ini kita harus berhati-hati terhadap penyakit excusitis, suatu penyakit yang berhubungan dengan dalih yang menunjukkan sikap negatif dan seseorang yang membatasi diri terhadap kemampuannya. Biasanya seseorang yang terkena penyakit excusitis selalu berdalih “Saya sudah tua, saya kurang cerdas, kurang sehat dan seribu satu alasan untuk menandakan ketidakmampuan diri.
Jangan terpaku pada seribu macam alasan dan kekurangan pada diri. Galilah potensi yang ada dengan seribu macam aktivitas. Agar lebih bersemangat, tulislah kata-kata mutiara yang mampu mengisi bahan bakar semangat pada jiwa. Kita diciptakan bukan untuk menjadi orang gagal tetapi untuk menjadi seorang pemenang. Hidup adalah sebuah pembelajaran dan perjuangan, sedangkan kegagalan, keputusasaan serta kekecewaan adalah hiasan dalam hidup.
Yakinlah kamu mampu melakukannya dengan baik dan lantanglah berkata ‘Saya Insan Yang Akan Menggapai SUKSES’. Anything never fall, but the failure is base to have success. Bila manusia sudah hilang harapan, maka sesungguhnya ia sudah mati dalam hidup. Hidup ini akan terasa sempit jika tidak karena lapangannya harapan.
Bagi seorang muslim dan muslimah, sumber harapan satu-satunya adalah keridhoan Alloh . Hal ini punperlu didukung dengan berusaha dan bekerja keras untuk mewujudkan harapan.Karena harapan adalah masa depan, dan sumber kekuatan yang besar untuk menggapai hari esok yang lebih baik.
Adakalanya setiap usaha yang kita lakukan tidak sesuai dengan rencana. Seorang insan yang mentalnya rapuh, akan dengan mudah berputus asa. Hal inilah yang harus dijauhkan oleh insan berlabel sukses. Sebagaimana Alloh singgung dalam firman-Nya:“…Jangan kamu berputus asa dari rahmat Alloh. Sesungguhnya tidak ada yang berputus asa dari rahmat Alloh kecuali kaum yang kafir” (QS. Yusuf:87)
Orang sukses memandang sabar sebagai landasan yang harus dimiliki. Bersabar pun merupakan tameng untuk menghadapi kehidupan. Sabar membawa suatu cahaya terang dalam menjalani kesuksesan. Pribadi-pribadi yang memiliki sifat sabar, tidak akan mudah putus asa, dan selalu menapaki kehidupan dengan nyaman dan tenang. Bukankah Alloh jelas-jelas menerangkan dalam firman-Nya:”…Sesungguhnya Alloh bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah:153).
Bila segala daya dan upaya sudah kita lakukan, langkah selanjutnya adalah meminta restu Ilahi terhadap usaha tersebut. Doa itu senjata dan kekuatan orang yang beriman.
Memang setiap kita menghadapi takdir, namun doa pun bermanfaat menghadapi takdir sebelum dan sesudah ia turun dan sesungguhnya ketika musibah itu ditakdirkan turun dari langit maka ia akan segera disambut oleh doa di bumi lalu keduanya bertarung sampai hari akhir” (HR Ahmad, Al-Hakim dan Thabrani).
Jika kita berdoa memohon sesuatu kepada sang Khalik, dengan syarat tidak berdoa untuk memutuskan silaturrahim atau meminta perbuatan dosa. Pastilah kita akan menerima salah satu dari tiga kemungkinan doa itu akan terkabul: Pertama, langsung mendapatkan apa yang kamu minta. Kedua, jika tidak dikabulkan, Alloh akan menggantikannya dengan menghindarkannya dari bala bencana yang menimpa, atau ketiga, Alloh akan menyimpan pahala tersebut di akhirat.
Hal inilah yang disenandungkan Al-Jauziyah, ”Alloh mencintai orang yang serius dalam doanya. Maka Alloh semakin cinta kepada-Nya, memberikan apa yang diminta dan mendekatkannya kepada-Nya. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan Ibnu Majah; Sesungguhnya Rabb-mu itu pemalu lagi pemurah, merasa malu apabila tidak mengabulkan doa hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya untuk berdoa dan dikembalikan dengan kosong.”