Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Di Kelas XI Pada Pelajaran Food and Beverage Service Materi Squence Of Restaurant Service
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang kompleks karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Jika proses belajar mengajar dilakukan secara formal di lingkungan sekolah, maka interaksi yang terjadi selama proses tersebut dipengaruhi oleh lingkungan yang terdiri atas peserta didik, pendidik, bahan atau materi pelajaran, serta berbagai sumber belajar dan fasilitas pendukung lainnya.
Proses belajar merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (pendidik), komponen penerima pesan (peserta didik), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar seringkali terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, pesan atau materi pelajaran yang disampaikan oleh peserta didik tidak dapat diterima peserta didik secara optimal, yaitu tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik.
Pada beberapa kasus yang terjadi lebih parah lagi, yaitu peserta didik tidak dapat menangkap seluruh materi pelajaran yang disampaikan. Jika hal ini terjadi maka, tujuan kegiatan belajar mengajar tidak dapat tercapai. Untuk menghindari hal tersebut pendidik harus melakukan upaya-upaya pembaharuan dalam menyusun rencana pembelajaran. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan berbagai model pembelajaran dan metode pembelajaran.
Squence of restaurant service sebagai salah satu pelajaran yang memiliki tujuan membekali peserta didik untuk bisa melayani tamu mulai dari masuk sebuah restoran sampai tamu keluar lagi di samping aspek penalaran dan hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima peserta didik tidak sebatas materi dan hapalan saja.
Padahal dalam proses belajar mengajar keterlibatan peserta didik secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran, dan psikomotor (keterampilan).
Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak peserta didik untuk mendengarkan, menyajikan metode yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk menulis dan mengajukan pertanyaan dan tanggapan, sehingga terjadi dialog kreatif yang menunjukkan proses belajar mengajar yang interaktif.
Metode yang digunakan guru untuk pembelajaran praktek masih banyak yang menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan. Kebanyakan gurulah yang aktif dalam proses pembelajaan sedangkan peserta didik yang pasif hanya menjadi pendengar saja.
Dalam pembelajaran peserta didik tidak diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Belum ada komunikasi yang baik antara guru dengan peserta didik. Kondisi seperti itu membuat kemampuan berbicara peserta didik rendah. Berdasarkan kenyataan tersebut guru harus mencari solusi yang terbaik dalam pembelajaran.