Seperti biasa Minggu adalah waktunya untuk menonton film yang sedang beredar di sinema. Ketika datang ke sana, langsung melihat film-film yang sedang ditayangkan. Dari sekian banyak pilihan, akhirnya tertuju pada film 13 bom di Jakarta. Saya melihat dari covernya yang cukup menantang, membuat penasaran dengan ceritanya.
Pukul 16.15 pintu teater 4 tempat film diputar sudah dibuka. Para penonton antri untuk masuk. Rasanya tidak sabar untuk melihat tayangan 13 bom di Jakarta. Seperti biasa sebelum film dimulai, tampilan iklan film-film yang akan beredar. Ada film Indonesia dan asing. Ternyata sekarang film Indonesia sudah bisa bersaing dengan film negara lain.
13 bom di Jakarta merupakan film aksi yang penuh adegan menegangkan sehingga memacu adrenalin. Film ini memang untuk usia 17 tahun. Jadi Bapak Ibu yang membawa putra putrinya di bawah usia 17 jangan diajak menonton. Sepanjang cerita 13 bom di Jakarta penonton sering menahan nafas melihat adegannya. Penonton dibuat kilas balik mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu dengan maraknya bom-bom berjatuhan di beberapa tempat. Aksi teroris pada saat itu membuat penulis skenario dan sutradara terinspirasi. Kisah nyata tragedi bom di ibukota.
Adegan diawali dengan seorang pria siap beraksi. Di hadapan foto istri dan anaknya, dia memakai perlengkapan untuk menjalankan suatu misi. Kebetulan saat itu jadwal mobil pengangkut uang negara akan lewat. Dengan kerja yang sangat rapi, mereka meledakkan mobil tersebut. Serangan yang tidak terduga membuat kaget. Supir tewas seketika. Sedangkan rekannya satu tim tewas ditembak. Inilah awal mula ketegangan terjadi.
Pihak intelijen merasa kecolongan. Setelah ditelusuri, ternyata ada perusahaan startup yang dicurigai terlibat. Akhirnya pemilik Indodax yaitu 2 anak muda Oscar dan Wiliam dijemput. Terjadi transaksi bitcoin dari Indodax. Mereka harus membuktikan dirinya bersih. Melalui pelacakan transaksi bitcoin, diketahui tempat akan dilaksanakan aksi selanjutnya. Film memang menggambarkan masa kini, dimana bitcoin sudah mulai dikenal masyarakat.
Arok sebagai pemimpin gerakan muncul untuk membuat situasi semakin tidak nyaman. Ternyata ada 13 bom yang sudah ditanam dan siap diledakkan. Hal ini semakin membuat kalang kabut dinas intelijen. Apalagi ada penyusup di dalam yang membuat Arok dan pasukannya semakin leluasa. Adegan kejar-kejaran yang sungguh dramatis membuat penonton merasakan ketegangan sepanjang film diputar.
Penampilan bintang-bintang protagonis dan antagonis yang totalitas membuat film ini semakin enak untuk ditonton. Jadi untuk penyuka film triler, 13 bom di Jakarta bisa sebagai referensi. Cerita berbeda dari film-film Indonesia yang saat ini sedang beredar yaitu honor dan percintaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H