Lihat ke Halaman Asli

Gawai atau Senter

Diperbarui: 4 November 2023   15:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti yang sudah direncanakan, Jumat sore Mukidi akan berangkat ke luar kota.  Rencananya bersama teman-teman di kantor mau ke Dieng.  Persiapan sudah dilakukan dari pagi. Pakaian yang akan dibawa dan perlengkapan pribadi lainnya.  Sudah 3 kali Mukidi memeriksa barang-barangnya takut ada yang tertinggal.  Sepertinya semua sudah dibawa dan dipacking rapi di koper.  Mutmut kucing kesayangan juga sudah dititipkan di pet shop.  Sambil menunggu mobil yang menjemput, Mukidi membersihkan rumah yang masih berantakan. 

Selesai Shalat Ashar, mobil yang menjemput sudah datang.  Perasaan gembira menyelimuti hati Mukidi karena bisa refresing sejenak melupakan pekerjaan. Sebelum berangkat memastikan listrik dan peralatan elektronik lainnya sudah mati.  Kompor juga sudah dilepas selangnya dari tabung gas. Rumah dalam keadaan kosong karena Ibunya sedang menginap di rumah saudara dan baru akan pulang esok hari.  

Mukidi bisa meninggalkan rumah dengan keadaan tenang.   Tidak banyak perlengkapan yang dibawa karena hanya 3 hari liburnya. 

Mukidi duduk di samping sopir, kebetulan di bagian belakang sudah penuh.  Sopir menyapa Mukidi dengan ramah. 

"Assalamualaikum Pak, akhirnya bisa berangkat juga,"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, iya Pak.. alhamdulillah bisa ikut jenengan," jawab Mukidi

"Sendirian saja ya Pak, tidak mengajak keluarga?'  tanya supir kembali

"Iya Pak, keluarga kebetulan sudah punya acara masing-masing,"Jawab Mukidi

Mobilpun melaju dengan tenang, kebetulan sopir juga sudah berpengalaman.  Sehingga penumpung semua merasa nyaman.  Perjalanan lancar melewati tol Cikampek lanjut Cipali keluar di Pejagan Brebes.  Meski ada sedikit kemacetan tetapi tidak sampai berjam-jam.  Biasanya Jumat sore macet karena banyak yang menuju luar kota, alhamdulillah keberangkatan kali ini diberi  kelancaran.  Penumpang menikmati suasana sepanjang jalan.  Keluar tol Pejagan  karena supir sudah lelah, maka berhenti sebentar di rumah makan.  Kebetulan juga waktunya untuk makan malam.  Menu yang dipilih adalah sate dan sop kambing.  Untuk sate di sini tidak ada tetelan,  isinya semua daging.  Tekstur dagingnya empuk, rasanya nikmat sekali ditambah kuah sop kambing yang menghangatkan badan.  Semua penumpang makan dengan lahap termasuk Mukidi.  Setelah makan ada yang istirahat dan melaksanakan Shalat. 

Setelah dirasa cukup istirahat dan sopir juga sudah kembali tenaganya, maka perjalanan dilanjutkan kembali. Rute yang paling aman adalah Purwokerto Wonosobo dan sampailah di Dieng.   Biasanya arus kendaraan cukup ramai pada malam hari, karena orang mengejar sebelum Subuh sudah sampai Dieng.  Para pengunjung ingin melihat matahari terbit di puncak Dieng.  

Pukul 03.00 pagi, rombongan akhirnya sampai penginapan.  Setelah istirahat sebentar, bersiap-siap menuju Bukit Sikunir.  Saat Mukidi membuka tas selempangnya, baru sadar gawai tidak ada.  Memang sepanjang perjalanan, dia tidak membuka-buka tas.  Bahkan saat istirahat di rumah makan juga tas tidak dibuka.  Pikiran Mukidi untuk menghemat baterei maka tidak main gawai.  Ternyata sekarang gawainya tidak ada, Mukidi panik.  Didalam tasnya hanya ada senter.  Akhirnya dengan meminjam gawai temannya, Mukidi menghubungi keluarga di rumah.  Ternyata telpon belum direspon. Mungkin di rumah masih pada tidur. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline