Metode HOTS dalam Pembelajaran Gerak Melingkar
oleh: C. Erna Widyaningsih
Seiring dengan implementasi Kurikulum 2013, diharapkan adanya perubahan paradigma pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Guru sebagai ujung tombak perubahan dapat mengubah pola pikir dan strategi pembelajaran yang pada awalnya berpusat pada guru berubah berpusat pada siswa.
Peningkatan kualitas peserta didik salah satunya oleh guru yang berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dengan berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dari analisis hasil UN mapel Fisika khususnya materi Gerak melingkar tahun lalu yang agak rendah, yang belum maksimum. Maka dikenalkan metode HOTS. Diharapkan dengan metode ini hasil UN Fisika tahun ini bisa meningkat.
Metode HOTS (Higher order thinking skills) adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Guru tidak hanya menguji ingatan, sehingga kadang -- kadang perlu untuk menyediakan informasi. Guru dituntut harus mampu mengaplikasikan dan mengadaptasi HOTS sesuai dengan kebutuhan siswa yang berbeda -- beda dalam kegiatan belajar mengajar. Bila siswa sudah terbiasa dengan metode HOTS maka akan mampu pula menyelesaikan soal HOTS.
Pemberian materi Sains disesuaikan dengan hakikatnya yaitu sebagai produk, proses dan sikap ilmiah pada siswa. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based learning), pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), belajar penemuan (Discovery / Inquiry ) menjadi peluang bagi guru untuk menerapkan kegiatan pembelajaran pada level HOTS. Pada prakteknya penerapan pembelajaran HOTS bukan hal yang mudah dilaksanakan oleh guru. Disamping guru harus benar -- benar menguasai materi dan strategi pembelajaran, gurupun dihadapkan pada tantangan dengan lingkungan dan intake siswa yang diajarnya.
Gerak melingkar adalah gerak suatu benda yang membentuk lintasan berupa lingkaran mengelilingi suatu titik tetap. Aplikasi Gerak melingkar dalam kehidupan sehari -- hari sangat banyak , salah satu contohnya adalah bianglala. Bianglala adalah salah satu wahana permainan yang cukup terkenal di kalangan masyarakat. Biasanya wahana ini terdapat di pasar malam ataupun tempat -- tempat rekreasi. Namun jarang orang yang menyadari bahwa dalam wahana ini mengaplikasikan konsep -- konsep fisika, terutama gerak melingkar yang bisa dijadikan media pembelajaran bagi siswa. Penyajiannya bisa dengan menampilkan video tentang bianglala, sehingga siswa bisa menganalisis atau bahkan memanipulasi informasi sebelumnya untuk menghasilkan persamaan matematis pada gerak melingkar.
Dampak pembelajaran HOTS bagi siswa maupun guru yaitu: (1) belajar akan lebih efektif dengan higher order thinking; (2) meningkatkan kemampuan intelektual guru dalam mengembangkan higher order thinking; (3) dalam evaluasi belajar dengan konsep baru ini , guru harus selalu menyiapkan soal pertanyaan yang nantinya tidak dijawab secara sederhana (Ariandari,2015).
Keunggulan model HOTS (Higher order thinking skills) dibanding dengan model lain adalah siswa dapat membedakan ide atau gagasan secara jelas, berargumen dengan baik, mampu memecahkan masalah, mampu mengkonstruksi penjelasan, mampu berhipotesis dan memahami hal -- hal kompleks menjadi lebih jelas. Kelemahan model HOTS terletak pada kondisi kelas yang hiterogen, perbedaan daya serap antar siswa menjadi kendala utama dalam penerapan model HOTS dalam pembelajaran.
Pembelajaran dengan metode HOTS bisa diterapkan tidak hanya pada pembelajaran Fisika materi gerak melingkar, tapi bisa diterpkan pada mapel apa saja dan materi apa saja. Apabila pembelajaran dengan metode HOTS berhasil maka niscaya keberhasilan pula untuk menaikkan nilai UN. Tujuan pembelajaran dengan metode HOTS untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang akhirnya akan meningkatkan kualitas lulusan peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H