Lihat ke Halaman Asli

Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah Garis Ramah

Diperbarui: 22 Maret 2020   08:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Andongsari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember khususnya willayah selatan. Di desa Andongsari ini umumnya masyarakatnya beragama islam, namun adapula dari masyarwkatnya yang memeluk agama dan kepercayaan lain seperti nasrani dan lain sebqgainnya.

Di Andongsari terdapat pusat pusat dari Organisasi agama islam seperti Nahdatul Ulama', Muhammadiyah Lembaga Dakwah Islam Indonesia dan lain sebagainya. Nahdahtul Ulama' dan Muhammadiyah adalah Organisasi islam dengan jumlah anggota terbanyak di desa Andongsari ini.

Masyarakat di Desa Angdongsari menjalani hidup dengan damai dan rukun serta berdampingan meski berbeda didalam organisasi islam yang dianut, para anggota dari organisasi NU dan Muhhammadiyah tetap menjalankan rutiniitas keorganisasian yang diikutinya dengan biasa saja tanpa.ada konflik apapun. 

Seperti misalnya masyarakat  yang menganut organisasi Nahdahtul Ulama' tetap menjalankan rutinitas keagamaannya seperti tahlilan, qotmil al-qur'an, sholawatan, diba' dan lain sebagainya. Sama dengan NU, Muhammadiyah pun tetap aktif dalam menjalankan rutinitas keorganisasiannya seperti pengajian Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah,Nahsiyatul Aisiyah dan lain sebagainnya.

Andongsari sangat dikenal sebagai desa yang aman dan sejahtera karna warganya baik dari Muhammadiyah dan NU sangat kompak dalam setiap acara dan juga dalam program kemajuan desa. Menurut mereka karna berbeda organiaasi bukan halangan dan bukan pembatas untuk tetap menjadi rukun.

Kekompakan masyarakat Andongsari dapat dilihat banyaknya acara yang sering diadakan di desa ini, seperti acara menghias desa pada bulan Ramadhan dan acara pawai musik patrol dan takbir keliling dengan membawa oncor atau obor yang dilakukan di setiap malam takbir sebelum hari raya. Kekompkan desa ini juga bisa dilihat pada awal bulan Muharram atau Suro yang diperingati Grebeg Suro dengan adanya karnaval musik drumband dan penampilan penampilan lainnya.

Di desa Andongsari ini terdapat pusat pendidikan dari Nahdatul Ulama' dan juga Muhammadiyah mulai dari tingkat TK hingga Madrasah Aliyah, terdapat juga sebuah Pondok Pesantren Nahdatul Ulama' di desa Andongsari ini yang bahkan masih tetap eksis hingga saat ini.

Fasilitas jenjang pendidikan yang ada di desa Andongsari ini dibuka untuk umum, jadi meskipun si pelajar bukan termasuk anggota dari organisasi islam ini tetapi ia berhak bersekolah dan mendapatkan pendidikan serta perlakuan yang sama. Misalkan si A adalah bagian dari organisasi Nahdahtul Ulama' tapi kemudian bersekolah di jenjang pendidikan Muhammadiyah  maka si siswa akan mendapatkan hak dan kewajiban yang sama pun begitu pula sebaliknya jika seorang warga Muhammadiyah yang menempuh pendidikan di jenjang pendidikan Nahdatul Ulama' dia tetap akan dihormati dan dipandang sama.

Menurut masyarakat desa Andongsari  berbeda dalam organisasi islam bukan berarti harus berkonflik dan tidak berteman. Tetapi berbeda menurut mereka adalah indah dan membuat setiap perorangan menjadi mempunyai jiwa toleransi yang besar untuk menghargai satu sama lainnya. Jadi intinya jangan menatap buruk pada dia yang berbeda karna berbeda itu memiliki keindahan dan nilainya tersendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline