Lihat ke Halaman Asli

Bimbingan Mental Spiritual dan Sosial pada Panti Pelayanan Sosial PMKS Margo Widodo Semarang

Diperbarui: 16 Juli 2024   11:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para Penerima Manfaat (PM) sedang bersiap kegiatan di PPS PMKS Margo Widodo (Dokpri)

Semarang -- Pengabdian masyarakat merupakan salah satu pilar dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dirancang agar perguruan tinggi dapat memberikan kontribusi nyata terhadap peran dan fungsinya di masyarakat. Hal tersebut menjadi salah satu dasar bagi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHUM), UIN Walisongo Semarang, untuk menebarkan kebermanfaatan kepada masyarakat. Selaras juga salah satu misi FUHUM yaitu meningkatkan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat berbasis pada riset ilmu-ilmu pokok keislaman. Oleh karena itu, salah satu dari tim pengabdian masyrakat fakultas FUHUM yang terdiri dari dua dosen dan sepuluh mahasiswa melakuakn kegiatan pengabdian masyarakat berupa bimbinga mental spiritual dan sosial di Panti Pelayanan Sosial PMKS Margo Widodo Semarang. Panti Pelayanan Sosial PMKS Margo Widodo Semarang yaitu salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi Jawa tengah yang memberikan pelayanan Persinggahan Sosial Sementara bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial /PMKS di jawa tengah untuk selanjutnya akan dilakukan rujukan ke panti sesuai dengan kebutuhan Penerima Manfaat (PM). Sebagian besar dari PM di Panti ini adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Adapun kegiatan pengabdian ini dilakukan kurang lebih satu bulan yang dimulai dari tanggal 10 Juni 2024 sampai 30 Juni 2024. Adapun dalam rentang waktu tersebut juga diintegrasikan dengan kegiatan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) yang dilakukan oleh tim mahasiswa. Tim Pengabdian ini terdiri dari Ernawati, M.Stat selaku dosen Prodi Tasawuf dan Psikoterapi (TP), Alifiano Rezka Adi, M.Sc selaku dosen Prodi Ilmu Seni dan Arsitekrtur Islam (ISAI), serta 10 mahasiswa selaku mahasiswa FUHUM, UIN Walisongo Semarang. Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dan antusisas dari  Eko Yuniarto, SH., MH selaku kepala PPS PMKS Margo Widodo Semarang, yang diwakili oleh Dara Tegar Oktariza, S.Tr., S.Sos selaku perwakilan dari pengurus panti. Pada hari pertama, kegiatan dibuka dengan serah terima dan sambutan baik dari pihak panti maupun tim dosen, serta dilanjutkan dengan koordinasi yang dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat dan disesuaikan dengan agenda rutin yang sudah menjadi aktivitas para Penerima Manfaat (PM) di panti tersebut.

Selama rentang waktu tersebut, ada beberapa kegiatan program kerja yang dilakukan untuk mengasah dan meningkatkan mental spiritual dan sosial bagi Penerima Manfaat (PM) di panti. Komponen yang dimaksudkan dalam bimbingan mental antara lain: konseling, aktivitas kreatif dan pelatihan keterampilan hidup. Kegiatan konseling dilakukan nonformal kepada Penerima Manfaat (PM), misalnya saat santai atau tidak ada kegiatan dengan bahan utama nya yaitu membahas masalah sehari-hari, perasaan, dan strategi yang dapat dlakukan PM. Adapun aktivitas kreatif yaitu terapi seni, musik, menggambar atau mewarnai yang bertujuan agar PM dapat mengekspresikan perasaan dan pikiran, misalnya karaoke atau menyanyi bersama, mewarnai gambar (buah, hewan, dan bunga), menempelkan jagung pada huruf hijaiyah, dan membuat gelang atau tasbih  dari manik-manik. Sedangkan pelatihan keterampilan hidup yaitu dengan memberikan pemahaman terkait keterampilan dasar dalam manajemen stres, pemecahan masalah, dan bagaimana berkomunikasi dengan baik dan efektif. Dalam hal ini juga dilakukan dengan tidak terstruktur yang dapat dipadukan dengan sesi konseling nonformal di atas.

Salah satu  aktivitas kreatif dengan terapi musik pada Penerima Manfaat (Dokpri)

Bimbingan spiritual dilakukan dengan berkolaborasi dengan RKS (Relawan Kesejahteraan Sosial) UIN Walisongo Semarang untuk melakukan kegiatan keagamaan, pembinaan rohani, dan refleksi diri melalui pengajian, doa bersama maupun aktivitas keagamaan lainnya, Adapun beberapa kegiatan tersebut meliputi mengenal sholawat, asma'ul husna, surat pendek, materi sholat lima waktu, dan materi terkait esensi Qurban karena bertepatan dengan momentum bulan Dzulhijjah (Idul Adha). Kegiatan tersebut tentu dikemas tidak hanya dengan metode ceramah saja, tetapi juga dilakukan dalam bentuk game, aktivitas menempel maupun praktik yang dilakukan oleh Penerima Manfaat (PM).

Kreasi tempel jagung pada huruf hijaiyah  (Dokpri)

Bimbingan Sosial dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat kepada PM di panti dengan melakukan kegaiatn sosialisasi, pelatihan sosial, dan reintegrasi.  Kegiatan sosial diisi dengan aktivitas kelompok yang mendorong interaksi sosial seperti senam bersama, game kelompok, karaoke, melalukan projek meronce manik bersama dan sebagainya. Harapannya  dengan kegiatan tersebut dapat melatih keterampilan sosial dasar seperti berkomunikasi dengan orang lain, mengelola hubungan, dan berpartisipasi dalam komunitas. Selain itu, adanya program bimbinga yang telah dipaparkan diatas dapat membatu proses reintegrasi sehingga Penerima Manfaat (PM) dapat beradaptasi kembali dalam masyarakat setelah keluar dari panti, termasuk dukungan pekerjaan dan tempat tinggal.

Aktivitas kelompok PM meronce manik-manik mejadi gelang, kalung, atau tasbih (Dokpri)

Di akhir pelaksanan pengabdian masyarakat, pihak panti sanat mengapresiasi kegiatan bimbingan yang telah dilakukan. Menurut Dara Tegar Oktariza, S.Tr., S.Sos selaku perwakilan dari pengurus panti bahwa adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan di panti PPS PMKS Margo Widodo sangat membantu sekali dalam mengisi, memberikan warna dan nuansa berbeda di panti. Terlebih, para mahasiswa juga sangat adaptif, solutif dan interaktif terhadap Penerima Manfaat (PM) tanpa merasa takut, bergaul dengan baik dan santun, bahkan terjalin hubungan yang harmonis dengan Penerima Manfaat.

"Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak dari Panti Pelayanan Sosial PMKS Margo Widodo, yang telah mewadahi kami, memberikan kesempatan kami untuk mengabdi dan belajar banyak di sini. Kesempatan yang luar biasa untuk melatih keterampilan empati dan simpati bagi kami semua, menggali banyak hal, yang mungkin hal tersebut tidak bisa kami dapatkan selama pembelajaran di kelas,", ucap Ernawati selaku tim dosen dalam memberikan kalimat penutup pada kegiatan pengabdian tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline