Lihat ke Halaman Asli

Erna Suminar

Pembelajar, sederhana dan bahagia

Soleram

Diperbarui: 5 Agustus 2015   15:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Soleram

So,

jika suatu saat kau menemukan bintang yang tak bernama. Itulah puisi kita. Dia adalah bintang yang paling gagap di angkasa. Karena puisi kita tak ada  kata-kata. Tak ada kenangan yang dapat diunggah untuk menjadi lembar-lembar cerita Kita tak tak pernah punya nama.

le,

sepanjang masa, kita adalah mula-mula yang hanya pandai memandang dan mendengar suara-suara.  Tak bisa turun atau pun naik. Tak dapat mundur ataupun maju. Kita  adalah   jiwa yang  dipaku, agar tak melayang mengembangkan harapan, dan juga tak  membayangkan  tentang masa lalu dan bermimpi tentang  masa depan.

 ram,

yang ada dalam hidup ini  hanya kuasa membuat  pilihan-pilihan.

Soleram,

jadilah diam,

Sebab diam adalah telinga yang paling tajam.

Bandung, 21 Juli 2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline