Lihat ke Halaman Asli

Erna Suminar

Pembelajar, sederhana dan bahagia

Senyum dan Manyun

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hal pertama yang baiknya dilakukan orang ketika bertemu dengan orang lain adalah tersenyum. Sekalipun senyum itu hal sederhana, namun ia memiliki efek yang sangat besar terhadap aura raut muka menjadi lebih memesona. Namun tidak semua orang sanggup melakukan pekerjaan mudah ini, karena senyum adalah irama jiwa.

Cobalah sekarang anda mengingat-ingat, siapa teman anda yang murah senyum dan siapa yang jutek. Sekali lagi, bayangkan diri andatengah bertemu dengan keduanya. Apa yang anda rasakan. ?Perasaan yang manusiawi jika anda lebih menyukai orang yang murah senyum, sebaliknyaorang jutek memang cukup merusak pemandangan.

Seyum memang memiliki daya pesona yang luar biasa. Ia bisa membangkitkan sentuhan perasaan. Menentramkan. Tak terbayang apa jadinya seorang dokter atau psikiater atau pekerjaan lainnya yang mengharuskan berhadapan dengan manusia adalah mulut-mulut yang terkatup. Tak ada bedanya dengan orang mati. Oleh karena itu hanya orang-orangyang jiwanya matiyang tak lagi dapat tersenyum.

Secara psikologis, orang yang mudah tersenyum lebih rileks menghadapi tekanan dibandingkan dengan orang yang jutek. Kesulitan akan jauh lebih mudah dihadapi jika disambut dengan senyum. Senyum paling manis adalah senyum  atas nama kesabaran. Dan kesulitan akan bertambahsulit jika dihadapi dengan mulut manyun.

Tak percaya? Coba saja sendiri.

_____________

Sumber gambar : www. tasiarozakiah.blogspot.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline