Lihat ke Halaman Asli

Erna Suminar

Pembelajar, sederhana dan bahagia

Takdirku: di Mesjid Salman ITB

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

I

Melewati jalan Ganesha
dan bersimpuh di Salman
Aku melihatmu diantara bunga bouegenvile
berjalan di iringi lembutnya suara adzan
“ Assaalamu’alaikum”, sapamu damai sekali

Mushaf Al Qur’an dibuka
Dibacakan dengan perlahan
diantara pemuda yang berwajah tenang
Dan diantara perempuan-perempuan berjilbab santun dan lembut
yang duduk melingkar di Taman Ganesha

Sesaat dari lingkaran itu tatapanmu meninggalkan senyum
untukku
Aku menunduk dan tersipu
Kupalingkan wajahku memandangi seluruh taman meredam gelisahku
Angin meniup dan menepuk daun-daun
Kuda berlari dan berputar mengelilingi jalan Gelap Nyawang
Anak-anak berlari bercengkrama di tepi kolam

II

Tak pernah ada kidung cinta
dan aku tak pernah meminta
Tak pernah ada nyanyian rindu
dan aku tak pernah berharap
Terlalu rapi seluruh jejak perasaan ditutupi
“ Aku lebih suka membuktikan dari pada menyatakan”,
katamu pasti

III

Sebuah cincin pernikahan melingkar di jariku
lalu
kau bentangkan sajadah biru
dan menjadi imam untukku
Kini aku mengerti
Engkaulah takdirku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline