Lihat ke Halaman Asli

Filsafat Pendidikan Pragmatisme Beserta Tokoh-Tokohnya

Diperbarui: 28 April 2020   20:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamualikum Wr.Wb 

Disini saya akan menjelaskan dari pemahaman saya tentang filsafat pendidikan pragmatisme beserta pemikiran tokoh-tokoh dalam filsafat pendidikan pragmatisme. 

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Pragmatisme 

Pragmatisme berasal dari dua kata yaitu "pragma"dan "isme". Pragma  memiliki arti yaitu tindakan atau perbuatan. Sedangkan isme yaitu aliran. Jadi dapat disimpulkan bahwa pragmatisme adalah filsafat yang beranggapan bahwa fikiran seseorang itu mengikuti dari perbuatannya. 

Sedangkan dalam filsafat pendidikan pragmatisme adalah suatu aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar yaitu segala sesuatu yang memiliki bukti dengan melihat akibat dan manfaat bagi kehidupan manusia.  Dasar dari pragmatisme ini yaitu logika pengalaman yang dimana apa yang dilihat oleh manusia yaitu yang bersifat nyata. 

B. Pemikiran Tokoh-Tokoh Filsafat Pendidikan Pragmatisme 

1) Charles Sandre Peirce (1893-1942 M), ia disebut sebagai "Semiotika". Semiotika yaitu seseorang yang memiliki ahli dalam berbagai teori diantaranya yaitu teori logika, bahasa, kumonikasi dan teori umum. Ia menyimpulkan bahwa salah satu kunci dalam usaha yaitu dari data atau bukti. Menurut charles yang terpenting baginya yaitu apa yang dimiliki suatu ide dalam suatu rencana. 

2) William James (1942-1910 M), aliran ini berkembang di Amerika Serikat. William yaitu orang yang memiliki gagasan dan ia menyebarkannya pada keseluruh dunia. Ia beranggapan bahwa pragmatisme adalah realitas untuk mengukur suatu kebenaran pada diri seseorang. Suatu kebenaran yaitu yang melalui hasil-hasil data yang konkrit. 

3) John Dewey (1859-1952), ia seorang filsuf yang berasal dari Amerika Serikat. Ia lahir pada tahun 1859. Menurut John Dewey filsafat memiliki tujuan tersendiri yaitu untuk memperbaiki kehidupan manusia. Ia juga berpendapat bahwa kita ini hidup dalam dunia yang belum selesai penciptaanya yang dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek temporalisme, aspek futurisme, aspek milionalisme. 

4) Heracleitos (550-480 SM), ia merupakan seorang  filsuf Yunani. Dalam kehidupannya ia mengabdikan diri dalam filsafat lewat pemikirannya yang bersifat spekulatif. Ia juga mengatakan bahwa tiada yang betul-betul menjadi perubahan selain prinsip pada realitas. 

Sekian terimakasih.. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline