Lihat ke Halaman Asli

Nanade

頑張って

[Kearifan Lokal] Kebekolo dari Wilayah Indonesia Timur untuk Pertanian Berkelanjutan

Diperbarui: 13 Desember 2021   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kearifan lokal, itu maksudnya apa? Kearifan lokal merupakan suatu kebudayaan yang biasa dilakukan oleh suatu masyakarat atau komunitas tentang kebijakan hidup dan bagaimana langkah menerapkan/melaksanakannya. 

Kearifan lokal merupakan suatu budaya sehingga turun temurun dilakukan dari generasi ke generasi. Dalam bidang pertanian kearifan lokal sangatlah penting karena dapat menunjang pertanian berkelanjutan, terdapat berbagai kearifan lokal yang diterapkan oleh masyarakat (masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke), kearifan lokal yang ada tentunya berdasarkan masalah yang dihadapi oleh petani dan topografi wilayah.

Kali ini untuk memahami kearifan lokal, mari kita pergi dan belajar ke Kawasan Timur Indonesia yaitu NTT (Nusa Tenggara Timur).

Kearifan lokal dari NTT ini ialah KEBEKOLO, menurut mimin dari namanya saja sudah terdengar unik dan membuat mimin penasaran, yuk mari disimak. Apa sih itu Kebekolo ? namun sebelumnya mimin mau beri tahu bahwa di NTT terdapat beberapa wilayah yang berlereng dan kering.

Nah, Kebekolo ini adalah kumpulan barisan kayu atau ranting yang disusun saling menumpuk antar kayu dan memotong lereng (sehingga teknik ini tentunya diterapkan pada lahan yang berlereng), tumpukan kayu atau ranting berfungsi sebagai penahan tanah yang terkikis/sebagai penahan erosi ketika hujan atau saat musim hujan tiba, seperti yang diketahui atau coba bayangkan saja pasti tanah yang kering dan berlereng tanah permukaannya (top soil) mudah terkikis.

Kebekolo ini merupakan salah satu teknik konservasi lahan, karena bertujuan menahan atau meminimalisir erosi pada tanah. Teknik Kebekolo ini dinilai efektif dalam menahan erosi tanah permukaan apalagi pada lahan yang kering. 

Tetapi ternyata teknik Kebekolo ini memiliki kelemahan/kekurangan yaitu apabila kayu/ranting yang digunakan sudah tua/lapuk maka tentunya sudah tidak efektif lagi dalam menahan erosi, tetapi jangan khawatir karena kelemahan dari teknik Kebekolo ini dapat diatasi.

Solusi dari kelemahan teknik Kebekolo ini ialah dengan menanam tanaman leguminosa (tanaman kacang-kacangan), tanaman leguminosa ini berfungsi menggantikan kayu/ranting dalam menahan erosi tanah permukaan, dan ternyata tanaman leguminosa ini memiliki banyak manfaat, yuk mimin beri tahu..

Tanaman leguminosa selain dapat menahan erosi tanah permukaan, daun dari tanaman ini dapat digunakan sebagai pakan ternak sehingga membantu petani dalam memperoleh pakan ternak dengan kandungan nutrisi yang tinggi, ranting dan batang yang tertinggal berfungsi sebagai Kebekolo bagi tanah. 

Selain itu tanaman leguminosa dapat memfiksasi (mengikat) Nitrogen dari udara, dengan kemampuan fiksasi N ini maka akan membantu tanaman utama disekitarnya (tanaman yang dibudidayakan) dalam memperoleh N, seperti yang diketahui bahwa unsur N merupakan unsur makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. 

Fiksasi N ini terjadi dengan terbentuknya bintil akar pada tanaman, pada bintil akar ini terdapat bakteri Rhizobium, fiksasi yang dilakukan oleh bakteri Rhizobium menghasilkan rembesan N yang kemudian dapat diambil oleh akar tanaman dan sekaligus dapat meningkatkan kesuburan tanah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline