Lihat ke Halaman Asli

Rezeki Tak Akan Tertukar

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang tadi, tak seperti tiga hari kemarin yang tak sempat pulang kantor saat istirahat siang, aku sedang bercanda dengan gadis kecilku di rumah. Tak lama kemudian, pintu rumah diketuk oleh seorang lelaki. Kubukakan pintu, ternyata bapak itu ingin membeli barang yang kujual.

Aku pun mengobrol agak lama dengan pembeli tersebut. Dia menyebutkan rumahnya di daerah Jakarta Timur dan kantornya di Jakarta Pusat. Dia membutuhkan barang yang kujual, dan penjual terdekat dari kantornya adalah aku.

Segera kuceritakan hal tersebut kepada suamiku. Mengapa bapak itu datang ga kemarin, pas dengan waktu yang sama aku ada di kantor. Kenapa hari ini pas banget aku ada di rumah? Dan kenapa Bapak itu memilih membeli kepada kita padahal di dekat rumahnya ada penjual barang yang sama.

Suamiku pun menjawab, ya memang sudah rezekimu Buk. Kalo memang rezekimu, ada spanduk yang sama di pinggir jalan yang dia lewati tadi pun dia ga akan liat. Karena ya memang sudah digariskan bahwa silaturahimnya denganmu. Meskipun di dekat rumahnya ada yang jualan, dia tetap memilihmu. Karena rezeki tak akan tertukar Buk.

Iya, bener ya, Alhamdulillah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline