Lihat ke Halaman Asli

Erna Megawati

Dosen Universitas Indraprasta PGRI

Optimalisasi Bank Sampah Digital Kelurahan Pancoran melalui Program PPK Ormawa Unindra 2023

Diperbarui: 10 September 2023   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Tim PPK Ormawa Unindra 2023

       

Sampah! Sedemikian seringnya kata ini kita dengar hingga akhirnya sebagian dari kita merasa sudah sangat terbiasa dengan kata dan permasalahan sampah ini. Sampah itu sendiri merupakan polemik yang muncul di setiap wilayah, baik desa maupun perkotaan, terutama Jakarta. Penanganan sampah yang tidak hulu ke hilir menjadikan tumpukan sampah di pembuangan akhir Bantar Gebang semakin bertambah. Hal ini menimbulkan masalah baru selain sampah itu sendiri, mulai dari kesehatan hingga tata kelola kota. Data Pusat Statistik tahun 2022 menunjukkan bahwa volume sampah di DKI Jakarta mencapai 7.233,82 ton per hari pada tahun 2021. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan penambahan jumlah penduduk. Jika pengelolaan sampah tidak mulai diperbaiki dari hulunya, bukan hal yang tidak mungkin jika generasi masa depan hanya akan menerima warisan sampah.

Salah satu wilayah yang secara gencar melakukan pengolahan sampah adalah kelurahan Pancoran. Kelurahan Pancoran merupakan salah satu Kelurahan dari 6 Kelurahan yang ada di Kecamatan Pancoran, Kota Jakarta Selatan. Lokasi kantor Kelurahan beralamat di Jl. Pancoran Barat III No. 55 RT 02 RW 04, dengan luas keseluruhan kelurahan mencapai 121,80 Ha. Kelurahan Pancoran terdiri dari 5 RW dan 60 RT. Adapun Visi dari Kelurahan Pancoran berinduk pada visi misi pemerintah provinsi DKI Jakarta. Adapun visinya adalah Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam mewujudkan keberadaban, keadilan, dan kesejahteraan bagi semua. Sedangkan Misi dari Kelurahan Pancoran yaitu; (a) Menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat, cerdas, dan berbudaya, (b) Menjadikan Jakarta kota yang memajukan kesejahteraan umum, (c) Menjadikan Jakarta wahana aparatur negara yang berkerya, mengabdi, dan melayani, (d) Menjadikan Jakarta kota yang lestari, (e) Menjadikan Jakarta kota yang dinamis sebagai kemajuan Indonesia yang berkeadilan, kebangsaan, dan kebhinekaan.

Pengelolaan sampah di kelurahan Pancoran selama ini dilakukan secara manual di tingkat RT dan RW. Kegiatan pengumpulan sampah dilakukan setiap tiga hari dalam satu pekan. Pengumpulan sampah dilakukan oleh petugas dinas kebersihan setempat. Biaya yang dikeluarkan sebagai iuran adalah lima puluh ribu setiap bulannya per rumah tangga, pembayaran dilakukan secara pencatatan manual, dari rumah tangga kepada petugas. Rumah tangga yang ingin menjual sampah organik biasanya dilakukan dengan cara mencari tukang pengumpul kardus, kaleng, ataupun plastik. Tiap rumah tangga biasanya menjual sampah organik dengan harga yang relatif tidak stabil, sampah organik berupa kardus biasanya diberi harga dua ribu rupiah per kilogram.

Pengelolaan sampah secara konvensional di kelurahan Pancoran dirasa belum maksimal karena belum semua rumah tangga mau membayar iuran sampah. Mereka yang tidak membayar iuran sampah biasanya memilih membakar sampah. Namun, aturan pemerintah dalam UU Nomor 18 tahun 2008 mengenai Pengelolaan Sampah menyebutkan secara jelas larangan membakar sampah. Pembakaran sampah sendiri tidaklah menyelesaikan masalah sampah it sendiri. Hal ini malah memicu terjadinya masalah lainnya, seperti polusi udara yang dapat berdampak pada kesehatan.

BCM (Bina Cerdas Mandiri) yang terbentuk secara resmi tanggal 13 Januari 2022 adalah salah satu bank sampah yang ada di kelurahan Pancoran. BCM lahir dari keresahan sosok Ketua RT. 07/ RW 04 Kelurahan Pancoran, Trisa Gita Vianty, yang menilai bahwa masalah sampah ini sudah sedemikian mengkhawatirkan. ”Tiap rumah tangga terus menghasilkan sampah perhari, jika sampah tidak dikelola, wilayah saya bisa tertutup sampah.” , demikian penjelasan Bu Gita. Bu Gita dengan BCM mulai menginisiasi dan mengedukasi masyarakat sekitar untuk melakukan pengelolaan sampah. Hal ini tidak mudah karena banyak masyarakat yang memandang sampah sebagai barang tidak berharga. Di tangan Bu Gita dan BCM, sampah yang sudah dipilah dan dikelola kemudian ditimbang untuk dijual kembali kepada pengepul sampah. Pada awalnya banyak yang meragukan langkah yang ditempuh oleh BCM. Lambat laun berkat kerja keras dan komitmen, BCM mampu membuktikan bahwa sampah bisa menjadi cuan jika dikelola dengan tepat. BCM terus meningkatkan diri dengan melakukan digitalisasi pada tata kelolanya.

Keberhasilan BCM menjadi bank sampah digital pertama di kelurahan Pancoran tidak lepas dari dukungan aktif dari Bapak Isno Usnodo selaku Lurah Pancoran. Beliau memiliki visi dan misi yang sejalan dengan BCM yaitu untuk mencerdaskan warga dalam mengelola sampah. Beliau mengharapkan bahwa apa yang sudah diterapkan oleh BCM dapat diterapkan di bank sampah lain di kelurahan Pancoran serta adanya peningkatan nasabah BSD. Hal ini tentu akan menjadi langkah penting dalam mengujudkan kelurahan Pancoran sebagai kelurahan eduwisata yang sudah dicanangkan. Namun, implementasi ini bukan hal yang mudah karena kurangnya sumber daya yang dapat membantu mengoptimalkan program ini ke seluruh wilayah Pancoran. Besarnya wilayah kelurahan Pancoran dengan karakteristik masyarakat yang bervariasi merupakan tantangan tersendiri dalam penyamaan persepsi mengenai sikap pengelolaan sampah.

Tantangan ini kemudian dijawab oleh organisasi kemahasiswaan Unitas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Indraprasta PGRI melalui program PPK ORMAWA tahun 2023. Program PPK Ormawa merupakan sebuah program di bawah Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang bertujuan sebagai wadah pengembangan kompetensi dan soft skills mahasiswa. melalui berbagai topik di dalam program ini, mahasiswa dapat berkontribusi dalam menginisiasi kemajuan wilayah. Melalui kegiatan ini, tim PPK dan mitra internal bekerja sama dalam memecahkan masalah nyata di masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan. Tim PPK Ormawa Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Indraprasta PGRI ini mengusung topik Rumah Sampah Digital. Melalui topik ini, tim diharapkan mampu mengkoordinir terbentuknya kelembagaan yang akan mengkoordinir penanganan sampah dengan berbasis aplikasi. Program ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat secara materi maupun immateri bagi masyarakat sasaran.

Program kolaborasi ini telah dimulai sejak 19 Juni 2023 dengan serangkaian tahap persiapan yang melibatkan semua anggota tim yang dimulai dengan observasi dan koordinasi yang matang. Dalam semangat kolaborasi yang mengedepankan tujuan mulia, sebuah upaya bersama tengah digalakkan untuk memberikan peluang berharga kepada masyarakat Kelurahan Pancoran. Fokus utama dari kolaborasi ini adalah mengubah persepsi yang telah lama menganggap sampah sebagai benda tak bernilai menjadi sumber pendapatan yang berpotensi melalui Bank Sampah Digital (BSD). Inisiatif ini tidak hanya memprioritaskan pengurangan jumlah sampah rumah tangga, tetapi juga bertujuan menjadikan Kelurahan Pancoran sebagai model pendidikan berkelanjutan sekaligus contoh nyata dalam menerapkan konsep zero waste melalui pemanfaatan aplikasi bank sampah berbasis digital. Tujuan program ini ternyata sejalan dengan semangat yang dimiliki oleh Mas Falah, salah satu anggota masyarakat yang menjadi developer aplikasi bank sampah digital bernama aplikasi Sampah Berkah (SamBer). Bersama-sama, Tim PPK dan mitra melakukan kegiatan edukasi pentingnya pengelolaan dan pemilahan sampah pada masyarakat sasaran, edukasi keuntungan menjadi nasabah bank sampah, edukasi keuntungan penggunaan aplikasi, pembentukan dan pelatihan admin BSD, pelatihan penggunaan aplikasi BSD pada nasabah. Selain itu, tim bersama mitra juga melakukan pelatihan pengelolaan sampah organik dan non organik. Salah satu pelatihan yang diusung adalah pelatihan pembuatan eco enzim. Tim bersama salah satu mitra, Bu Neng, melakukan pelatihan pembuatan eco enzim kepada masyarakat sasaran.

Rangkaian aktivitas yang telah dilakukan tidak hanya sekadar mencerminkan semangat tim dalam menyebarkan dampak positifnya ke seluruh komunitas secara komprehensif. Tim PPK dan mitra berkumpul dengan visi bersama, yakni mengoptimalkan seluruh Bank Sampah Kelurahan Pancoran (BSKP) menjadi berbasis digital yang terintegrasi ke dalam super admin. Melalui optimalisasi ini diharapakan tidak hanya jumlah sampah yang menuju Bantar Gebang berkurang tetapi juga dapat meningkatkan perekonomian keluarga. Dalam kerangka ini, tiga aspek utama program, yaitu edukasi, aplikasi, dan kreasi, menjadi inti fokus yang harus terus menerus diusahakan tumbuh di masyarakat. Ketiganya menjadi fondasi utama dalam transformasi positif pengelolaan dan pemanfaatan sampah. Tak hanya itu, kolaborasi ini juga membuka harapan baru dan mengembangkan potensi lebih lanjut di lingkungan setempat, dengan tujuan menjadikan lingkungan bebas dari permasalahan sampah. Melalui kolaborasi ini, terbukti bahwa ketidakpercayaan sebelumnya dapat diatasi, dan kerjasama tim PPK Ormawa PBSI Unindra memiliki peran krusial dalam mewujudkan tujuan tersebut. Aplikasi pun menjadi lebih berkembang dan berpotensi untuk memberikan manfaat kepada semua pihak yang terlibat. Pada akhirnya, program PPK Ormawa ini terbukti telah menjadikan kapasitas ormawa semakin kuat dan mitra semakin berdaya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline