Lihat ke Halaman Asli

Posisi Sektor Industri Halal di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 17 Maret 2022   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada awal tahun 2020, pemerintah Indonesia mengumumkan adanya dua kasus pasien positif Covid-19 dan kasus penambahan pasien positif masih berlanjut hingga saat ini. Dampak negatif dari pandemi Covid-19 dirasakan oleh seluruh sektor. Salah satunya ialah pada sektor perekonomian yang dapat dilihat dari gross domestic product (GDP). GDP negara OKI pada tahun 2019 berada pada angka 3,3% kemudian pada tahun 2020 terjadi penurunan hingga menyentuh angka -2,5% dan pada tahun 2021 terjadi pemulihan ekonomi sehingga GDP dapat menyentuh angka 3,7%. Sedangkan GDP Dunia pada tahun 2019 berada pada angka 2,4% kemudian pada tahun 2020 terjadi penurunan drastis jika dibandingkan dengan negara OKI yaitu pada angka -5,2% dan pada tahun 2021 terjadi pemulihan ekonomi sehingga dapat menyentuh angka 4,2%. Shock pada awal pandemi menyebabkan terdapat 400 juta orang didunia kehilangan pekerjaan dan meningkatnya level kemiskinan.

Menurut State of the Global Islamic Economy Report 2020/21, Pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan daya beli sebesar 8% pada sektor industri halal. Pada sektor pariwisata terjadi penurunan yang sangat signifikan, pada tahun 2019 pengeluaran untuk sektor pariwisata berada pada angka $194 miliar namun pada tahun 2020 hanya sebesar $58 miliar. Beberapa aspek yang menyebabkan penurunan besar tersebut ialah pariwisata internasional karena diberlakukannya lockdown dan pembatasan sosial, menurunnya layanan akomodasi dan agen perjalanan, berkurangnya kuota pemberangkatan haji yang bahkan pada awal pandemi pemerintahan Saudi Arabia menutup akses bagi jemaah dari luar negeri untuk melakukan ibadah haji. Namun, ada beberapa aspek pariwisata yang mengalami kemajuan di masa pandemi diantaranya adalah pariwisata virtual, pariwisata domestik, online ticketing and booking, dan perhotelan sebagai salah satu opsi tempat karantina setelah melakukan perjalanan.

Pada sektor industri makan terjadi penurunan sebesar -0,2%. Penurunan tersebut disebabkan berkurangnya pelayanan makan ditempat. Sedangkan terjadi peningkatan pada aspek layanan seperti pesan antar, makanan sehat, makanan dalam kemasan, protein, plant-based foods, food-tech, dan makanan dengan daya simpan lama. Menurut Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Bambang Himawan mengatakan bahwa ekspor makanan halal Indonesia pada triwulan II/2021 mencapai US$10,36 miliar atau tumbuh sebesar 46%..

Pada sektor kosmetik terjadi penurunan sebesar -2,5%. Penurunan tersebut disebabkan pada aspek pelayanan salon dan kosmetik dengan kemasan travel size. Namun, terjadi peningkatan pada aspek perawatan kulit, kosmetik yang berperan sebagai pelindung, kosmetik pembersih, influencer kecantikan, dan kosmetik untuk mata.

Pada sektor industri fesyen terjadi penurunan sebesar -2,9%. Penurunan tersebut disebabkan oleh berkurangnya stok pabrik, fashion show, dan daya beli akan pakaian formal. Namun, terjadi peningkatan pada acara fesyen online, penjualan pada e-commerce dan sosial media, digital marketing dan influencer, virtual lookbook, PPE manufacturing, dan virtual fitting.

Pada sektor media dan rekreasi terjadi penurunan sebesar -3,7%. Penurunan tersebut disebabkan berkurangnya live event dan kebutuhan atas jasa event organizer. Namun, terjadi peningkatan pada aspek konten online, aplikasi, pendapatan dari biaya langganan, AR dan VR effects, serta sektor periklanan.

Pada sektor obat-obatan terjadi penurunan sebesar -6,9% Penurunan tersebut disebabkan hanya pada aspek pengobatan klinik, kunjungan langsung dengan dokter dan penjualan obat secara langsung di apotek.. Namun, terjadi peningkatan pada aspek obat-obatan tradisional, mental health, vitamin dan peningkat imun, layanan obat antar, dan perawatan kesehatan rumahan.

Pada sektor keuangan islam hanya terjadi penurunan pada aspek physical banking dan pelayanan tatap muka, sedangkan pada aspek lainnya terjadi peningkatan seperti fintech, pembayaran online.

Jika ditinjau dari sudut pandang lain, banyak peluang baru yang diciptakan dan dapat dimanfaatkan dengan adanya pandemi ini. Perencanaan strategis, kreativitas masyarakat, dorongan dari pihak pemerintah, serta kolaborasi dari berbagai sektor diharap dapat memperkokoh posisi industri halal di masa pandemi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline